BOLASPORT.Com - Legenda timnas Indonesia, Made Pasek Wijaya, mengaku pernah ikut tarkam demi hidupi keluarganya di Jakarta.
Made Pasek merupakan salah satu legenda timnas Indonesia pada kisaran tahun 1980 hingga 2000 an.
Akan tetapi perjalanannya di dunia sepak bola tak berjalan mulus.
Kisah pilu terjadi kepada Made Pasek pada tahun 1998 silam.
Seperti diketahui, adanya krisis yang terjadi di Indonesia memaksa kompetisi sepak bola dihentikan.
Hal tersebut pun langsung berdampak pada perekonomian Made Pasek.
Pasalnya dengan tak ada kompetisi, pemasukannya pun juga ikut sirna.
Baca Juga: Manajer Barito Putera Akui Para Pemain Sudah Rasakan Bosan Latihan Mandiri
Dilansir BolaSport.com dari Tribun Bali, demi menyambung hidup dan membiayai seluruh kebutuhan keluargannya, Made Pasek rela ikut bertanding tarkam dari kampung ke kampung.
"Pernah alami hal seperti ini, saat itu saya main di Pelita Jaya, hampir juara," kata Pasek.
"Saat itu tapi pas kena krisis moneter, status force majeure karena kejadian 1998," jelas Pasek.
Kala itu, Pasek mengaku mendapatkan bayaran 250 ribu per pertandingannya.
"Saat itu nyari hidup sempat tarkam, saat itu dibayar Rp 250 ribu per pertandingan," ucap Pasek.
Lebh lanjut lagi, keikutsertaannya pada ajang tarkam juga didorong karena harus menghidupi anaknya yang baru berusia dua tahun.
"Waktu itu Ptong (Andhikka Wijaya) baru usia dua tahun,"
"Karena dia kelahiran 1996, ya kami sempat kesusahan saat itu," tutur Pasek.
Setelah kriris berakhir, Pasek pun mulai kembali memulai petualangannya di dunia sepak bola.
Baca Juga: Sebut Persib Sedang dalam Kondisi Kuat, Kim Jeffry Berharap Kompetisi Segera Dilanjutkan
Tepat nya pada tahun 2001, lelaki yang saat ini berusia 50 tahun itu bergabung bersama Pelita Solo.
Sementara 3 tahun berselang, pada tahun 2004 Pasek memutuskan untuk pensiun di tim Persekaba Bandung.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | Tribun Bali |
Komentar