Tentu sebagai pemain sepak bola profesional bakal merasakan momen terberat saat klub yang dibelanya kalah.
Menurutnya di setiap pertandingan pasti bakal ada momen yang berat, tetapi dari semuanya, saat tertekanlah yang dianggap menjadi momen paling berat.
“Kalau salah satu laga terberat, saya sulit memilihnya. Pastinya, saat performa tim sedang turun, di situ setiap laga yang dihadapi menjadi berat,” kata I Made Wirawan sebagaimana dilansir BolaSport.com dari laman Persib.
“Karena banyak tekanan juga yang kami terima. Jadi, kondisi itu menjadi berat,” ucapnya.
Saat berada dalam posisi tertekan, pemain bernomor punggung 78 ini berusaha untuk membuat diri dan rekan-rekannya untuk bisa bangkit.
Baca Juga: Rindu Suasana Pertandingan, Pelatih Bali United Bernostalgia
Apalagi bermain sebagai sebuah tim, tentu saja saling menguatkan satu sama lain adalah cara yang tepat untuk membuat skuad bisa bangkit.
Menurut I Made Wirawan, dengan menguatkan satu sama lain, para pemain jadi percaya diri dan tentu bisa keluar dari situasi sulit.
Made pun menceritakan bagaimana ia dan rekan-rekannya bisa keluar dari situasi sulit seperti itu.
Saat itu Persib mampu mengalahkan Arema Cronus dalam laga dramatis Liga Super Indonesia di Stadion Si Jalak Harupat, 13 April 2014.
Maung Bandung saat itu sempat tertinggal 0-2, namun kemudian bangkit membalikkan skor menjadi 3-2.
Tentu momen itu bakal selalu dikenang oleh I Made Wirawan bagaimana para pemain bisa menguatkan satu sama lain dan membuat hal yang tak mungkin menjadi mungkin.
“Saat performa sedang turun, kami akan selalu berjuang bangkit dan berusaha keluar dari situasi sulit,” tutur Made.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | persib.co.id |
Komentar