"Itu memang jadi tuntutan klub. Klub ingin membahas soal rencana bisnis," ucap Haruna dilansir Bolasport.com dari Antara.
"Kalau kompetisi berhenti bagaimana, kalau lanjut bagaimana," ujar Haruna kepada awak media di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Menurut anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu, salah satu hal yang dipersoalkan oleh klub adalah subsidi Maret 2020 yang belum dibayarkan hingga kini.
Baca Juga: 5 Alasan Man United Bisa Tampil Ciamik jika Liga Inggris Dimulai Lagi
Tidak bisa dipungkiri, para peserta Shopee Liga 1 2020 dan Liga 2 2020 memang merasakan dampak negatif dari adanya wabah virus corona ini.
Mereka harus berjibaku mempertahankan keseimbangan finansial supaya klub tidak mengalami kebangkrutan dan tetap dapat beroperasi di tengah pandemi.
Akibatnya, klub terpaksa memotong gaji pemain dan ofisial tim hingga mencapai 75 persen.
Baca Juga: Lionel Messi Bisa Gabung Inter Milan andai 1 Orang Ini Masih Ada
Di sisi lain, Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno, justru mengaku bahwa dirinya belum mendengar kabar apapun terkait RUPS luar biasa.
"Wah, saya tidak mengetahui itu," ucap Sudjarno.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sudjarno ketika ditanyai tentang persoalan subsidi yang belum dibayarkan oleh PT LIB.
"Itu soal keuangan, saya tidak tahu. Saya cuma membuat jadwal dan lain sebagainya," katanya lagi.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | antaranews.com |
Komentar