BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, mengaku gelisah dengan kebijakan yang diberlakukan negaranya terkait pandemi virus Corona alias Covid-19.
Dilansir BolaSport.com dari New Strait Times, Lee Zii Jia sudah berada di rumahnya di Alor Setar dan tidak ke mana-mana lagi sejak bulan Maret lalu.
Hal itu terpaksa dilakukan Lee karena regulasi pemerintah Malaysia untuk melakukan social distancing dan berada di rumah selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Kini, setelah lebih dari satu bulan berada di rumah saja, Lee pun mulai dilanda rasa bosan dan cemas.
Baca Juga: Hendra Setiawan Fokus Olimpiade Lebih Dulu Baru ke Kejuaraan Dunia
"Saya akan jujur. Saya sudah merasa bosan berlatih di rumah, tidak ada banyak motivasi untuk melakukannya. Saya ingin merasakan latihan di lapangan lagi," ucap dia.
"Saya tahu ini adalah hal baru. Tidak ada yang benar-benar tahu bisa melakukan apa, tetapi saya harap setidaknya kami (pebulu tangkis Malaysia) bisa mulai latihan dulu."
"Para pemain dari China, Indonesia, dan Taiwan sudah mulai berlatih di lapangan tertutup. Saya tidak mau tertinggal," kata Lee menegaskan.
Baca Juga: Ganda Putra Malaysia Berharap Dapat Perpanjangan Kontrak dari Sponsor
Lee Zii Jia pantas merasa cemas.
Sebab, pada turnamen terakhir yang diikuti, All England Open 2020, Lee tampil cemerlang.
Atlet berusia 22 tahun itu mampu menembus semifinal pada partisipasi pertamanya.
Perjuangan Lee menuju babak empat besar pun terbilang tidak mudah.
Lee harus mengalahkan wakil Indonesia, Jonatan Christie -yang selalu menang atas dia sebelumnya- pada babak kesatu, kemudian menundukkan juara Olimpiade Rio 2016 dari China, Chen Long, pada perempat final.
Langkah Lee baru terhenti saat dia bertemu eks pemain nomor satu dunia asal Denmark, Viktor Axelsen, pada semifinal.
Baca Juga: Rekam Jejak Anthony Sinisuka Ginting Hadapi Top 5 Tunggal Putra
Meski begitu, apa yang ditunjukkan Lee pada turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu sudah menjadi sinyal waspada tersendiri bagi para rivalnya.
Lee pun yakin dia bisa tampil lebih baik saat turnamen bulu tangkis internasional kembali digulirkan.
"Di sisi lain, saya juga berpikir bahwa keputusan menunda penyelenggaraan Olimpiade dan Kejuaraan Dunia ke tahun depan adalah hal bagus," ucap Lee.
"Saya tidak buru-buru ingin berkompetisi. Setidaknya, saya jadi punya lebih banyak waktu untuk mengembalikan performa saya," kata Lee lagi.
Di bawah kebijakan yang diberlakukan oleh badan Conditional Movement Control Order (CMCO), olahraga yang tidak melibatkan kontak fisik dapat melanjutkan kegiatan dengan peraturan ketat.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | nst.com |
Komentar