Can’t believe it’s been a year since the Barcelona madness.
It was this match I feel that the trophy was in the bag. Braces from Origi and Wijnaldum ultimately sealed off the tournament for us
Messi, Suarez etc. BOTTLED IT vs a Liverpool team with no Salah or Firmino
Unreal. pic.twitter.com/QbFoWIpvvA
— RougeMen:EF* (@RougeMEF) May 6, 2020
"Teruslah menekan mereka, tetaplah bermain sambil menekan mereka, paksa mereka untuk memainkan bola panjang."
"Kemudian ketika bola melayang di udara, gunakan keunggulan tersebut untuk bermain menyerang."
"Itulah cara kami bermain melawan mereka, kemudian kita semua tahu betapa baiknya jika kita menguasai bola."
"Kondisi tersebut akan memungkinkan kami membuat banyak gol. Itulah strategi yang kami lakukan," kata pria berusia 48 tahun itu menambahkan.
Baca Juga: Terungkap, Ada Satu Cerita Sedih saat Liverpool Raih Gelar Liga Champions 2005
Menerapkan strategi tersebut, Liverpool berhasil comeback mengagumkan melalui brace yang masing-masing dicetak oleh Divock Origi dan Georginio Wijnaldum.
Skor agregat 4-3 sudah cukup membuat The Reds melangkah ke babak final melawan klub Inggris lainnya, Tottenham Hotspur.
Bermain di Stadion Wanda Metropolitano, Liverpool menang dengan skor 2-0 untuk memastikan mereka menyandang gelar juara Liga Champions 2019.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | liverpoolecho.co.uk |
Komentar