Pernyataan Jaino Matos ini bukan cuma asumsinya belaka, dalam risetnya ia pernah meneliti satu tim yang berisi 25 orang pemain dan hasilnya hanya 5 pemain yang memiliki kesunggguhan berlatih maksimal.
"Ada satu tim tahun lalu baru kalah 4-1 di tandang, keesokan harinya semua terlihat tertawa, semua iseng, semua ambil-ambil foto saat akan berangkat ke Bali," ungkapnya.
"Rasa tanggung jawab di hati perlu ditinggkatkan. Rasanya tidak ada perbedaan ketika kalah maupun menang di hati mereka," katanya.
Pelatih 40 tahun tersebut tidak menyangkal potensi sepak bola Indonesia sangat besar.
Oleh karena itu ia berharap masalah ini menjadi perhatian lebih agar talenta muda Indonesia tidak layu sebelum berkembang.
"Kita tidak akan pernah lelah untuk mengakui bahwa potensi sepak bola Indonesia sangatlah besar. Namun, ada midset yang harus direset, terutama sikap, keseriusan, kesungguhan, hal-hal seperti itu harus diubah," katanya.
Baca Juga: Liga 1 di Ambang Ketidakpastian, Rahmad Darmawan Ikuti Kebijakan Pemerintah
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar