Namun, baru-baru ini Boyata mengklarifikasi tindakannya tersebut melalui sebuah unggahan di media sosial Instagram.
"Itu bukan ciuman, bukan juga perayaan," tulisnya diiringi dengan video kejadian itu seperti dilansir BolaSport.com dari Mirror.
Baca Juga: Ditanya Tentang Kelanjutan Kompetisi, Ini Jawaban Tak Terduga Klub-Klub Liga 1
"Saya minta maaf karena meletakkan tangan saya di wajah @grujicmarko. Tetapi saya hanya memberinya instruksi tentang set-piece.
"Kami pasti harus berhati-hati sekarang karena kami bermain dalam situasi ini. Kami harus menyesuaikan cara bermain atau merayakannya," tutur Boyata menambahkan.
Lihat postingan ini di Instagram
Baca Juga: Presiden LaLiga Ingin Tiru Cara Bundesliga Gulirkan Kembali Kompetisi
Masih perlu dilihat apakah Boyata akan mendapat teguran atas tindakannya itu.
Sejauh ini Boyata masih aman dari hukuman setelah penyelenggara Bundesliga, DFL menyatakan selebrasi tersebut bukan sebuah pelanggaran.
Hal itu dikarenakan selebrasi tidak masuk protokol yang harus ditaati, tetapi hanya sebagai rekomendasi.
Baca Juga: Langgar Aturan Karantina Mandiri, Callum Hudson-Odoi Ditahan Polisi
"Perayaan para pemain bukan bagian dari protokol organisasi medis 'Gugus Tugas Kesehatan Olahraga/Operasi Khusus untuk Liga', yang ditambahkan dalam buku aturan DFL pada hari Kamis," ujar salah seorang juru bicara DFL dilansir oleh BolaSport.com dari Sportskeeda.
"Mengenai perayaan gol, mereka (tim medis) hanya memberi saran sebagai orientasi selain konsep. Oleh karena, itu sanksi tidak berlaku," ucap juru bicara DFL menambahkan.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Mirror |
Komentar