Karena di sana sudah ada Roberto Baggio sebagai gelandang serang, Pirlo pun dimainkan lebih ke bawah sebagai deep lying playmaker.
Carlo Mazzone adalah pelatih pertama yang menempatkan Pirlo di posisi tersebut.
Kemampuan dan akurasi operan Pirlo, terutama untuk jarak jauh, membuat dia sukses di posisi deep lying playmaker itu.
Ketika memperkuat AC Milan, Pirlo dipoles semakin mengilap sebagai deep lying playmaker oleh pelatih Carlo Ancelotti.
Pirlo menjadi deep lying playmaker yang mengambil posisi di depan lini pertahanan.
"Carlo Ancelotti mengubah karier saya dengan menempatkan saya di depan pertahanan," kata Pirlo ketika itu.
Baca Juga: Dicap sebagai Titisannya, Andrea Pirlo Sebut Sandro Tonali Jauh Lebih Lengkap
Pirlo mencapai puncak kariernya menjadi metronom permainan AC Milan.
Karena kejeniusannya dalam bermain, Pirlo mendapatkan banyak julukan, di antaranya Sang Arsitek, Profesor, Maestro, atau Mozart.
Dia meraih trofi Liga Italia 2004 dan 2011, Liga Champions 2003 dan 2007, Coppa Italia 2003, Supercoppa Italiana 2004, Piala Super Eropa 2003 dan 2007, serta Piala Dunia Klub 2007 bersama AC Milan.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Dugout |
Komentar