Drogba pun menceritakan pembicaraannya dengan Mata.
"Setelah pertemuan itu, saya bertanya kepada Juan Mata yang masih berusia 23 tahun, 'tolong Maestro, bantu saya memenangi Liga Champions'."
"Dia menatap saya dan mengatakan 'pria gila, Anda Didier Drogba, Anda akan membantu saya memenanginya'."
"Saya kemudian bilang kepadanya bahwa saya sudah di sini selama 8 tahun dan tidak pernah menang, jadi saya percaya kaulah yang akan membantu kami menang."
"Tiga bulan kemudian, kami berada di Muenchen, di final, di stadion mereka, tenggelam dengan gelombang warna merah fan mereka."
"Tuan rumah memimpin dengan delapan menit tersisa dan delapan menit terakhir itu pula saya sangat kecewa."
"Mata berkata kepada saya, 'Percayalah Didi, kamu harus percaya', hampir menangis saya menjawab setelah melihat waktu, 'Percayalah pada apa? Sudah hampir berakhir'."
Chelsea sempat tertinggal 0-1 ketika Thomas Mueller mencetak gol yang membawa Muenchen unggul di menit ke-83.
Namun, gol Drogba pada menit ke-88 membuat laga berkedudukan seimbang sampai akhir babak tambahan waktu.
Chelsea pun melengkapi comeback dramatis itu dengan kemenangan dalam adu penalti.
"Saya akan menangis seperti beberapa bulan yang lalu ketika saya kalah di final Piala Afrika bersama timnas Pantai Gading.
"Menit terakhir, tendangan sudut terakhir. Tebak siapa yang mengambil tendangan sudut, dialah Juan Mata, dan sisanya adalah sejarah."
"Pelajarannya adalah SELALU PERCAYA!!!!" Ujar Drogba menjelaskan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Daily Star |
Komentar