"Gagasan kami adalah membuat sekitar 12-13 grand prix di Eropa antara Juli dan awal November. Jika grand prix di luar Eropa dimungkinkan, kami akan pindah ke Asia dan Amerika selama November hingga pertengahan Desember," ucap Ezpeleta.
Baca Juga: Flandy Limpele Dianggap Akan Fokus pada Kebugaran Ganda Putra Malaysia, Marcus/Kevin Harus Waspada
"Mungkin dari awal September kami dapat mengumumkan pada akhirnya apakah grand prix non-Eropa akan jadi digelar atau tidak."
Menurut Ezpeleta, seri balap MotoGP 2020 di Eropa mungkin akan berlangsung tanpa penonton. Tetapi, saat akan digelar di Asia tanpa penonton sangat sulit karena faktor biaya.
"Jadi kami akan pergi ke Asia jika memungkinkan untuk mengadakan balapan dengan adanya penonton yang hadir. Kami sedang berbicara dengan promotor yang berbeda untuk mengetahui apakah memungkinkan atau tidak (balapan dihadiri penonton)," tutur Ezpeleta.
Sirkuit Buriram menjadi tuan rumah dengan paling banyak penonton pada MotoGP musim lalu dengan kehadiran 226.655 penonton.
Sementara itu, balapan MotoGP di Sirkuit Sepang tiketnya telah terjual habis pada hari H (100.000+ penonton) dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, kedua negara hanya memiliki sebagian kecil dari kasus virus corona dan kematian yang tercatat di Eropa.
Thailand dan Malaysia telah menderita wabah yang signifikan sehingga pertemuan publik dalam jumlah besar tetap dilarang.
Penjualan tiket bersama dengan biaya yang dibayarkan oleh stan barang, makanan dan minuman adalah sumber pendapatan utama untuk sirkuit ketika menjadi tuan rumah MotoGP.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar