Liga Indonesia musim 1997/1998 baru menyelesaikan 15 pekan pertandingan di babak penyisihan grup hingga Mei 1998.
Pertandingan di sisa kompetisi akhirnya harus ditunda akibat hura-hara politik yang semakin memanas.
Puncaknya, Liga Indonesia musim 1997/1998 benar-benar dihentikan pada tanggal 25 Mei 1998.
Ini kemudian menjadi fase klimaks dari kekacauan sepak bola nasional yang sudah terlihat di musim sebelumnya.
Bandung Raya yang merupakan salah satu tim kuat Liga Indonesia saat itu harus mundur dari kompetisi 1996/1997 akibat diterpa krisis moneter.
Bahkan Arseto Solo menjadi sasaran amukan massa karena pemiliknya merupakan putra Presiden Soeharto, Sigit Harjoyudanto.
Arseto pun akhirnya bubar setelah memainkan pertandingan terakhirnya di Liga Indonesia melawan Pelita Jaya.
Berhentinya kompetisi Liga Indonesia 1997/1998 ini membuat kelimpungan pemain yang mengais rezeki di sepak bola.
Mereka terpaksa mencari sumber penghidupan lain di luar sepak bola.
Kompetisi baru akhirnya digulirkan kembali pada 1 November 1998 atas prakarsa Ketua PSSI baru saat itu, Agum Gumelar.
Baca Juga: Di Rumah Saja, Pelatih Djadjang Nurdjaman Ditemani Cucunya yang Cantik
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | historia.id |
Komentar