BOLASPORT.COM- Kompetisi Liga Indonesia 1997/1998 terpaksa harus dihentikan akibat krisis ekonomi dan politik di Tanah Air.
21 Mei 1998, Presiden Soeharto resmi mengudurkan diri dari jabatanya.
Presiden kedua Republik Indonesia itu dituntut mundur setelah serangakaian kegagalannya mengatasi krisis politik dan ekonomi.
Tidak hanya itu, pemerintahan Soeharto dianggap sudah terlalu pelik dengan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Kerusuhan demonstran hingga menyebabkan kerusuhan sepanjang Mei 1998 tersebut menjadikan posisi Presiden Soeharto diujung tanduk.
Baca Juga: Jadi Pencetak Gol Terbanyak Persib, Strike Legendaris Ini Cetak Gol Terakhir ke Gawang Persija
Presiden Soeharto akhirnya meletakkan jabatannya dan digantikan oleh wakilnya Bacharudin Jusuf Habibie.
Kerusuhan Mei 1998 ini ternyata juga tidak hanya berdampak pada politik dan ekonomi.
Lebih dari itu, huru-hara politik ini juga merembet pada bidang kehidupan lain termasuk sepak bola.
Liga Indonesia musim 1997/1998 baru menyelesaikan 15 pekan pertandingan di babak penyisihan grup hingga Mei 1998.
Pertandingan di sisa kompetisi akhirnya harus ditunda akibat hura-hara politik yang semakin memanas.
Puncaknya, Liga Indonesia musim 1997/1998 benar-benar dihentikan pada tanggal 25 Mei 1998.
Ini kemudian menjadi fase klimaks dari kekacauan sepak bola nasional yang sudah terlihat di musim sebelumnya.
Bandung Raya yang merupakan salah satu tim kuat Liga Indonesia saat itu harus mundur dari kompetisi 1996/1997 akibat diterpa krisis moneter.
Bahkan Arseto Solo menjadi sasaran amukan massa karena pemiliknya merupakan putra Presiden Soeharto, Sigit Harjoyudanto.
Arseto pun akhirnya bubar setelah memainkan pertandingan terakhirnya di Liga Indonesia melawan Pelita Jaya.
Berhentinya kompetisi Liga Indonesia 1997/1998 ini membuat kelimpungan pemain yang mengais rezeki di sepak bola.
Mereka terpaksa mencari sumber penghidupan lain di luar sepak bola.
Kompetisi baru akhirnya digulirkan kembali pada 1 November 1998 atas prakarsa Ketua PSSI baru saat itu, Agum Gumelar.
Baca Juga: Di Rumah Saja, Pelatih Djadjang Nurdjaman Ditemani Cucunya yang Cantik
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | historia.id |
Komentar