"Owi nggak marah sih, sama saya. Saya juga enggak. Namun, gimana ya. Namanya pemain, dapat hasil jelek itu situasinya nggak ribut, tetapi nggak akur juga. Hahaha.."
"Susah menjelaskannya. Damai, tetapi gersang. Kayak lagi perang dingin," kata Liliyana mengenang.
Baca Juga: Tontowi Ahmad Bersyukur Dipertemukan dengan Orang-orang Hebat
Situasi Tontowi/Liliyana makin sulit karena pada saat yang sama, pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto, sukses menjuarai All England Open 2016, beberapa bulan sebelum Olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil.
Liliyana tak menampik kalau dia dan Tontowi sempat merasa terintimidasi dengan prestasi junior mereka tersebut.
"Waktu itu kami berpikir, apa posisi kami sudah terganti ya sama Praveen/Debby?" ujar Liliyana.
"Ya, namanya persaingan. Akhirnya saya dan Owi sama-sama menurunkan ego, saya kontrol emosi. Owi nggak sensitif lagi."
"Beginipun sebetulnya nggak menjamin kami jadi juara, tetapi setidaknya kami berdua jauh merasa lebih baik," tutur Liliyana lagi.
Baca Juga: Tontowi Ahmad Berharap Para Junior di Pelatnas Lanjutkan Prestasinya
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akhirnya menuntaskan mimpi besar mereka dengan meraih medali emas pada Olimpiade Rio 2016.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar