"Mungkin seluruh dunia menertawakan kami di babak pertama dan membuat kami terpana dalam keheningan," kata Carragher dikutip BolaSport.com dari Sportbible.
"Waktu itu saya hanya berpikir saya tidak ingin tim ini kalah 0-5 atau 0-6. Jika pertandingan berakhir 0-3, maka itu bukan akhir dunia."
"Namun, saya tidak bisa mengatakan ada kepercayaan kami akan menjadi juara dan memenangi pertandingan."
"Kami lebih berusaha untuk menyelamatkan muka tim saat itu," ujar Carragher.
Baca Juga: Karena 1 Hal, Mimpi Odion Ighalo Main Lama di Man United Bisa Gagal Terwujud
Pada babak kedua, Liverpool mampu bangkit berkat gelontoran gol-gol dari Steven Gerrad, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso yang hanya berjarak enam menit.
Pertandingan terpaksa dilanjutkan hingga babak adu penalti dengan Jerzy Dudek tampil sebagai pahlawan The Reds usai menepis dua tendangan penalti pemain AC Milan, Andrea Pirlo dan Andriy Shevchenko.
25/05/05 - UCL Final Highlights
Liverpool vs AC Milanpic.twitter.com/eoFl17NDHN
— My Greatest 11 (@MyGreatest11) May 25, 2020
Liverpool berhasil merebut trofi Liga Champions kelima dalam sejarah mereka dan nama Jerzy Dudek pun abadi sebagai pahlawan kemenangan meski sempat dibobol tiga gol pada babak pertama.
Momentum kebangkitan dan keberhasilan itulah yang coba terus diingat oleh Carragher.
Baca Juga: Tampil Bugar, Ini Kunci Bruno Fernandes Jalani Latihan Selama Karantina
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | The Express, Sportbible |
Komentar