Dia memiliki skill bermain akrobatik. Cap itu terus melekat dalam dirinya hingga sekarang.
Sigit kerap melakukan pukulan-pukulan akrobat pada setiap pertandingan. Dia memukul shuttlecock dari belakang punggung atau dari sela kedua kakinya.
Perannya sebagai playmaker menjadi tren baru yang mengandalkan kecepatan dan kelincahan.
Pada periode tersebut, gaya bermain Sigit juga kerap menampilkan pukulan-pukulan yang tricky sehingga membuat lawan sering terkecoh.
Hal ini membuat para penonton kagum saat melihat aksinya tersebut.
Sigit mulai menekuni dunia bulu tangkis sejak masih kecil melalui ayahnya.
Pada umur 6 tahun, ia bergabung di klub Natura di Yogyakarta. Pertandingan pertamanya dijalani ketika ia berusia 8 tahun.
Baca Juga: Jalan Kevin Sanjaya, Ditolak Audisi karena Postur Kecil hingga Jadi Nomor 1 Dunia
Sigit bergabung di PB Djarum pada 1988 dan latihan di GOR Kaliputu, Kudus. Namun hanya bertahan dua tahun, dia memutuskan pulang ke Yogyakarta pada tahun 1991. Setahun di kampung halaman, dia pindah ke klub Solo dan latihan sebagai pemain ganda.
Sigit masuk ke klub PB Djarum khusus ganda yang berlatih di Jakarta pada 1994. Saat berpasangan dengan Ade Lukas, Sigit banyak menang pertandingan level nasional.
Prestasi tesebut membawanya seleksi masuk Pelatnas dan akhirnya diterima tahun 1995.
Sigit keluar dari pelatnas Cipayung pada 2006.
Sejak pensiun sebagai pemain, pria kelahiran Yogyakarta, 24 November 1975 ini fokus menjadi pelatih khusus sektor ganda di PB Djarum Kudus hingga sekarang.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar