"Kami di San Siro, di ruang ganti ketika istirahat. Ronaldinho datang ke saya, melepas kausnya kemudian memberikannya kepada saya," kata Alvarez.
Baca Juga: Satu Permintaan Pesepakbola Indonesia Jika Kompetisi Dilanjutkan
"Dia memohon kepada saya untuk tidak menghajarnya lagi," lanjut sang bek.
Ronaldinho saat itu memang sudah melewati masa keemasannya, tetapi tetap saja dia adalah mantan terbaik di dunia.
Alvarez menceritakan dia tetap memandang tinggi Ronaldinho kendati sukses mematikannya dalam pertandingan tersebut.
"Dia hampir mustahil dihentikan, seperti terbang di atas lapangan. Salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepak bola," tutup Alvarez.
Selepas dari Catania, Alvarez pulang kampung ke Argentina.
Dia kemudian memperkuat klub-klub seperti Rosario Central, Racing Club, Huracan, dan sekarang membela Arsenal de Sarandi.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tuttomercatoweb |
Komentar