Menurut Yunan, apabila Liga 1 kembali digelar dalam waktu dekat, timnya akan menghadapi risiko besar.
Selain itu ancaman COVID-19 dapat merambat ke berbagai pihak, seperti panitia penyelenggara, keamanan, hingga masyarakat pelaku sepak bola.
Protokol pencegahan dirasa belum mampu sepenuhnya menjadi solusi sebelum ditemukannya vaksin COVID-19 itu sendiri.
“Siapa bisa menjamin suporter yang datang ke stadion hanya berdiam diri, tidak berjingkrak, bernyanyi bersama, berpelukan, dan berteriak-teriak saat tim kebanggaannya mencetak gol?," ucapnya.
"Ketika tidak ada jaminan atas itu semua, pada waktu bersamaan ancaman kesehatan dan keselamatan tersebut datang."
Tim berjulukan Laskar Joko Tingkir itu juga kurang menerima usulan pertandingan tanpa penonton.
Pasalnya, penjualan tiket menjadi salah satu penyumbang pendapatan terbesar klub.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | kompas |
Komentar