BOLASPORT.COM - Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (Madura United), Ziaul Haq, mengatakan bahwa pihaknya memiliki alasan kenapa ingin Liga 1 dihentikan saja.
Alasan itu didapatkan setelah Madura United mempertimbangkan beberapa aspek yang ada hingga akhirnya menemukan jawaban dari yang saat ini Ziaul Haq nyatakan.
Pernyataan itu pula yang sekaligus membuat Madura United menjadi salah satu dari 12 klub yang ingin Liga 1 dihentikan total usai mengikuti rapat bersama PSSI dan seluruh klub peserta Liga 1 2020.
Dalam pertemuan tersebut, hanya ada lima klub yang ingin Liga 1 kembali bergulir dan satu lagi abstain.
Baca Juga: Masih Lebaran, PT LIB akan Gelar RUPS Luar BIasa dalam Dua Pekan
"Kalau tidak salah, kami bersama dengan 12 klub Liga 1 lainnya menyampaikan sikap yang sama, dengan komposisi 1 klub abstain dan 5 klub lainnya menyepakati kompetisi tetap berlanjut," ucapnya seperti dikutip Bolasport.com dari Tribun Madura, Jumat (29/5/2020).
Ia juga menyatakan meski saat ini sudah ada langkah jelas dari pemerintah, namun hal itu tetap tidak mengurangi kekhawatiran pihaknya.
Dirinya menilai bahwa penanganan COVID-19 saat ini masih dirasa belum berhasil.
Justru sebaliknya, menurut Ziaul, saat ini justru angka pertumbuhan pasien terinfeksinya meningkat.
Baca Juga: 3 Opsi Nasib Liga 1 2020 di Tengah COVID-19, Salah Satunya Ganti Format
"Meski saat ini pemerintah sudah mempersiapkan pola hidup baru yang disebut new normal, namun untuk saat ini kita masih dihadapkan dengan situasi bahwa penanganan COVID-19 di Indonesia masih belum sepenuhnya berhasil."
"Justru makin ada peningkatan pasien yang terinfeksi," ujarnya.
Soal dihentikannya Liga 1, Ziaul mengungkapkan bahwa ini semua bukan soal untung dan rugi.
Baca Juga: Anggota Exco PSSI Asprov Jabar: Digulirkannya Kembali Kompetisi Sangat Membahayakan
Untuk kerugian memang sudah jelas ada, tetapi ini menurutnya demi keselamatan semua pihak, baik pemain, pengurus, wasit dan yang lainnya.
Ia juga tidak ingin jika nantinya Liga 1 kembali bergulir dan ada pemain yang terinfeksi COVID-19, maka pihaknya (penggiat sepak bola) menjadi tertuduh karena menyebarkan virus tersebut.
"Ini bukan soal untung rugi, namun demi keselamatan semua pihak dan klub atau keseluruhan sepak bola Indonesia."
"Jangan sampai nanti malah ada pihak yang menjadi tertuduh sebagai penyebar COVID-19 dengan klaster pesepak bola," urainya.
Baca Juga: PT LIB Beri Kode Kempetisi Liga 1 dan 2 2020 Digelar Kembali
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | tribun bogor |
Komentar