Tak hanya itu, menurutnya apabila hal itu ingin diwujudkan, tentu saja tidak bisa secara instan, semua harus melalui proses terlebih dahulu.
"Dengan syarat-syarat dilakukan secara bertahap, lima tahun atau 10 tahun. Tujuannya hanya untuk membantu meringankan dan mencari dana untuk pihak kami (Liga 2),” ucapnya.
Dengan wacana tersebut, Gede pun menjelaskan bagaimana nantinya sistem kerja untuk operator baru Liga 2 itu.
Nantinya operator Liga 2 ini bisa mencari dana sendiri, yang artinya mereka tidak akan lagi ditopang pendapatan Liga 1.
Proyeksinya, Liga 2 bisa berjalan lebih baik, seperti yang juga telah diterapkan oleh banyak kompetisi untuk tim-tim di divisi kedua Eropa.
Baca Juga:
- Duet dengan Bruno Fernandes Akan Berhasil asalkan Paul Pogba Rela Lakukan Hal Ini
- Lama di Thailand, Yanto Basna Rindu Berat Ngomong Bahasa indonesia
"Ini hanya untuk lebih mempermudah serta membantu PT LIB meringankan beban yang seharusnya diberikan kepada kami. Ini seperti di luar negeri, di Inggris misalnya, badan usaha divisi utama dan divisi bawah sendiri-sendiri," ujar Gede.
"Seperti liga-liga di Eropa, misal Liga A itu dengan brand apa dan Liga B dengan brand yang berbeda. Jadi, supaya kami ini tidak menumpang terus dengan Liga 1, tetapi ini harus bertahap.”
Menurut Gede Widiade, bagusnya apabila Liga 2 berada di bawah operator yang berbeda dari Liga 1, nantinya dana dari PT LIB yang seharusnya untuk Liga 2 bisa dialihkan untuk yang lain.
Seperti mengembangkan pembinaan usia dini di daerah sehingga pemanfaatan dana akan lebih bagus untuk masa depan sepak bola Indonesia.
"Biasanya kami disubsidi secara bertahap 5 tahun atau 10 tahun. Nanti sedikit demi sediit berkurang subsidinya,” kata Gede lagi.
“Dananya yang dikurangi bisa buat kebutuhan lain, seperti pembinaan di Asprov (Asosiasi Provinsi) dan di Askot (Asosiasi Kota)," tutur Gede.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar