BOLASPORT.COM - Bek timnas Indonesia, Yanto Basna, menilai kekurangan timnas Indonesia terletak pada persoalan mental pemain dan bukan pada pelatih.
Timnas Indonesia terkenal sebagai tim yang paling sering berganti pelatih di ASEAN.
Dalam 10 tahun terakhir, timnas Indonesia telah mengganti pelatihnya sebanyak 12 kali.
Jumlah itu lebih dari dua kali lipat jumlah pelatih rival terberat timnas Indonesia, timnas Malaysia, yang hanya berganti sebanyak lima kali.
Baca Juga: Eks Striker Persib Ini Dipuji Mantan Kapten PSM karena Wataknya
Simon McMenemy menjadi salah satu korban pergantian pelatih yang sangat cepat di skuad Garuda.
Pelatih asal Skotlandia itu hanya mendapat kesempatan kurang lebih 10 bulan untuk menangani timnas Indonesia.
Simon didepak PSSI pada November 2019 seiring dengan rentetan kekalahan di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Bek timnas Indonesia, Yanto Basna, menilai bahwa pergantian pelatih yang terlalu cepat bukanlah sesuatu yang baik.
Baca Juga: Striker Garuda Select Sempat Alami Kejadian seperti Mati Suri
Seharusnya, seorang pelatih timnas diberi kontrak jangka panjang untuk lebih mengenal karakter pemainnya.
"Menurut saya pelatih yang dipercayakan coba dikontrak beberapa tahun ke depan. Biar dia tahu (kenal) pemain," ucap Yanto dilansir Bolasport.com dari kanal Youtube Bang Bes.
Yanto kemudian berkaca dari pengalamannya bermain di Thailand dan melihat cara kerja timnas Thailand.
Menurutnya, timnas Thailand hanya sesekali melakukan pergantian susunan pemain dan pelatih.
Baca Juga: Jika Tak Dapat Jadon Sancho, Chelsea Coba Rekrut Bintang Muda Nigeria
Akibatnya, timnas Thailand selalu menjadi satu kesatuan yang utuh karena antarpemain dan pelatih sudah saling mengenal.
"Kalau di Thailand pemain hanya dicopot satu dua pemain, tapi timnya utuh. Pelatihnya dikontrak dalam jangka waktu dua atau tiga tahun," kata Yanto menjelaskan.
Yanto pun menilai persoalan lain juga terdapat pada kondisi mental pemain yang kurang baik.
Sebelum memperbaiki mental tersebut, Yanto meyakini tidak ada pelatih di dunia yang sanggup membawa perubahan bagi timnas Indonesia.
Baca Juga: Indikasi Rekrut Febri Hariyadi, Pelatih Muangthong United Blak-blakan Aktivitas Transfer Timnya
Bahkan, pelatih sekaliber Jose Morinho pun dinilainya tak bisa menghasilkan prestasi bagi tim Garuda.
"Poin pentingnya itu. Siapapun pelatihnya, akan kembali ke mental. Mental sangat penting," ujar Yanto.
"Mau ganti pelatih seperti Mourinho, kalau mentalnya tidak berubah sama saja," katanya menandaskan.
Baca Juga: 3 Kelebihan Liga Thailand Dibanding Liga Indonesia Menurut Yanto Basna
Sebelumnya, persoalan pergantian pelatih juga pernah dikeluhkan oleh legenda timnas Indonesia, Bambang Pamungkas.
Dalam bincang-bincang di kanal Youtube Hanif & Rendy Show, Bepe menceritakan momen ketika dirinya membela timnas Indonesia selama 13 tahun dan diasuh oleh 14 pelatih yang berbeda.
"Tiap 10 bulan ganti pelatih, itu tidak akan efektif. Bandingkan dengan Singapura yang menggunakan Radojko Avramovic selama 8 tahun, hasilnya mereka tiga kali juara Piala AFF," kata Bepe.
Bepe pun menilai hal itu sebagai pola kerja yang salah.
Baca Juga: Karena Satu Hal, Marcus Rashford Pikir 2 Kali Main di Barcelona Bareng Lionel Messi
"Artinya yang paling penting adalah bagaimana kita membuat sistem, target, dan pola kerja yang harus kita ikuti dengan jelas. sehingga pada akhirnya kita mendapatkan yang kita inginkan," ujarnya.
"Saya selalu berkeyakinan bahwa talenta pesepak bola di Indonesia selalu lebih baik dibanding negara manapun di Asia."
"Tapi yang membuat kita tidak pernah menjadi sebuah tim adalah pola pikir dan pola kerja kita yang bermasalah," tandasnya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | Yotube |
Komentar