Baca Juga: Aaron Chia/Soh Wooi Yik Incar Gelar BWF World Tour Sebelum Olimpiade
Lebih lanjut, Francesco Guidotti pun memuji perubahan karakter yang terjadi dalam diri Jack Miller selama membalap untuk tim Pramac Racing.
Meski sempat mengalami masa-masa sulit dan kerap terlibat perang mulut, pada akhirnya Miller mampu menjadi sosok pembalap yang memiliki potensi besar.
"Ketika dia datang kepada kami, kami sadar bahwa ada tugas lebih banyak ketimbang yang kami pikir sebelumnya. Namun, dia juga pandai mengadaptasikan dirinya dengan hal apapun secara cepat, serta memahami apa saja yang penting pada saat itu," ucap Guidotti.
"Tidak mudah pada tahun pertama, ada banyak perang mulut, tetapi dengan respek yang tinggi karena kami selalu yakin dengan talenta dan potensinya."
"Dia memahami bahwa ketidaksepakatan di antara kami bertujuan untuk tumbuh bersama dan bukan menyalahkan dia. Dari situ, saya pikir dia mulai sedikit memahami sistem kerja dan mulai bekerja dengan manajernya, Aki Ajo, di rumah, guna meningkatkan aspek yang dia butuhkan," kata Guidotti lagi.
Dua musim bersama Pramac Racing cukup untuk mematangkan Jack Miller sebagai pembalap MotoGP.
Setelah hanya bisa menyelesaikan musim kompetisi MotoGP 2018 di urutan ke-13 dengan 91 poin dan tanpa pernah finis di posisi podium, pembalap Australia itu langsung memperbaiki performanya pada musim berikutnya.
Pada MotoGP 2019, Miller mampu finis di peringkat ketiga pada lima seri balap yakni GP America Serikat, GP Republik Ceska, GP Aragon, GP Australia, dan GP Valencia.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Motorsport |
Komentar