"Kadang membantu tukang juga, bantu angkat pasir dan semen, yang penting ngeluarin keringat, " ujarnya melanjutkan.
Di sisi lain, Jandia menilai ada sisi positif yang dirasakannya akibat penundaan kompetisi.
Meski kegiatannya menjadi terbatas, Jandia bisa kembali berkumpul dengan keluarganya yang ditinggalkan sejak bergabung dengan Mahesa Jenar tiga tahun yang lalu.
Pemain berposisi kiper itu juga bersyukur bisa merasakan momen langka menghabiskan waktu Ramadan dan lebaran bersama keluarganya.
Baca Juga: Siapkan Layar Lebar demi Hidupkan Atmosfer Laga jika Liga 1 Bergulir Lagi Tanpa Penonton
"Ada plus minusnya sih. Plusnya bisa berkumpul dan dekat dengan keluarga saat puasa dan lebaran, kan jarang," katanya.
"Musim lalu pas lebaran pulang, tetapi saat puasanya tidak di sini (Padang)."
"Minusnya, aktivitas kita terganggu, apa-apanya dibatasi, istilah orang Padangnya, 'pariuak bareh'," ucapnya melanjutkan.
Baca Juga: Lima Pemain Barcelona Positif Virus Corona, Lionel Messi Termasuk?
Pemain 33 tahun itu juga tak menampik bila dirinya sudah sangat rindu dengan sepak bola dan menjalani rutinitas bersama timnya.
Demi mengatasi rasa rindu itu, Jandia kerap berkomunikasi dengan pemain PSIS lainnya lewat aplikasi Zoom.
"Sudah kangen dengan sepak bola, kangen ketawa dengan teman-teman, kangen latihan, dan kangen rutinitas sepak bola" katanya mengakhiri.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | jatim.tribunnews.com |
Komentar