BOLASPORT.COM – Presiden Persik Kediri, Abdul Hakim Bafagih, menyampaikan tiga masukannya pada rapat bersama PSSI.
Masukan dari presiden Persik Kediri tersebut terkait akan digulirkannya kembali Liga 1 2020 oleh PSSI selaku induk dari sepakbola di Indonesia.
Selain itu, Persik Kediri juga menyepakati beberapa poin yang sudah dipaparkan oleh PSSI saat rapat virtual.
Salah satunya tentang komposisi pemain asing di Liga 1 2020.
Baca Juga: Opsi Liga 1 Kembali Bergulir pada September dan Digelar di Pulau Jawa, Tira Persikabo Angkat Suara
Sementara untuk usulan yang disampaikan oleh Abdul Hakim Bafagih terdapat tiga poin.
Yang pertama, Persik meminta subsidi atau hak komersial klub dinaikkan menjadi Rp 1,2 miliar - Rp 1,5 miliar. Sebelumnya, subsidi yang diusulkan sebesar Rp 800 juta sekali pencairan.
Angka tersebut didapat dari hasil hitung-hitungan Abdul Hakim yang disamakan dengan pendapatan seharusnya yang didapat jika adanya kehadiran suporter di stadion.
“Jika dibagikan dalam delapan bulan, ketemunya jadi Rp 1,2 miliar. Itu hitungan kami,” ucapnya seperti rilisan yang diterima oleh Bolasport.com, Rabu (3/6/2020).
Baca Juga: Jika Jadi ke Thailand, Febri Hariyadi Harus Siap Digaji Kecil
Yang kedua, Hakim meminta PSSI mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Itu terkait dengan kebijakan relaksasi pajak bagi pelatih dan pemain.
Itu karena jika pemberlakuan pajak yang diterapkan disamakan dengan keadaan normal, maka Abdul Hakim menilai jika hal tersebut dapat menyulitkan klub.
“Pajaknya 20 persen dan bisa lebih. Ini akan menjadi beban besar bagi klub,” paparnya.
Usulan ketiga adalah renegosiasi kontrak pemain dan pelatih. Menurut Hakim, nominal kontrak yang sudah diterima pemain sebesar 40 persen.
Baca Juga: Pemain Timnas U-19 Indonesia Latihan di Parkiran Motor, Shin Tae-yong Beri Pujian
Karena hal tersebut, sisanya sebesar 60 persen, perlu dinegosiasikan kembali.
“Itu wajar dilakukan. Seluruh sektor industri juga melakukan hal yang sama,” tutur Abdul Hakim.
Jika renegosiasi tidak dilakukan, Hakim khawatir klub-klub Liga 1 mengalami kesulitan finansial di musim-musim mendatang. Jika urgensinya adalah kepentingan timnas, Kemenpora bisa ikut andil dalam penyelenggaraan kompetisi.
Hakim menambahkan, di luar usulan tersebut, Persik menyetujui kompetisi lanjutan disentralkan di Jawa dan tanpa degradasi.
“Tapi yang perlu dipertimbangkan juga adalah akomodasi klub-klub luar Jawa. Seperti penginapan mereka apakah ditanggung atau tidak. Kalau bagi kami (klub di Jawa) tidak masalah,” jelasnya.
Sebetulnya hingga saat ini Hakim mengatakan bahwa Persik tetap konsisten setuju dengan penghentian Liga 1 total dan mengganti turnamen nonresmi.
Namun, saat ini PSSI sudah mengambil keputusan untuk melanjutkan Liga 1 yang sempat terhenti di pekan ketiga karena pandemi corona.
“Jika pertimbangannya adalah untuk menyiapkan timnas U-20 dan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan, kami akan mengikuti keputusan federasi,” tambahnya.
Baca Juga: Sebelum Gabung PSM, Gelandang Persija Tak Tahu Ada Sepak Bola di Indonesia
Di masa pandemi Covid-19, kata Hakim, pemerintah sudah memberikan relaksasi pajak kepada seluruh industri. Tapi, khusus industri sepak bola, relaksasi belum diberikan
Terakhir, Hakim menyatakan PSSI perlu menegaskan soal komposisi pemain asing.
“Sementara Presiden Jokowi memberikan atensi besar ke sepak bola Indonesia. Di saat kondisi seperti ini (pandemi), akan sangat repot bila relaksasi tidak diberikan.
“Karena beberapa pemain asing kami untuk saat ini dilarang negaranya datang ke Indonesia sebelum pandemi berakhir,” ujarnya.
Baca Juga: Tidak ingin Kedodoran, Marco Motta Tetap Jaga Kondisi Fisik di Italia
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar