BOLASPORT.COM - Ajang Mixed Martial Art (MMA) sedang menghadapi masa statis karena pandemi virus corona secara global.
Namun, ada beberapa petarung pada Ultimate Fighthing Championship (UFC) terbaik yang pernah menghiasi olahraga ini.
Tetapi, tidak ada nama Conor McGregor yang masuk dalam daftar petarung UFC terbaik sepanjang masa.
Berikut sepuluh petarung terbaik UFC seperti dilansir BolaSport.com dari The Sun.
10. Chuck Liddell (Amerika Serikat/AS)
UFC Hall of Famer, Liddell membuka jalan bagi generasi bintang MMA masa depan.
Liddell adalah fenomena budaya yang memainkan peran utama dalam kesuksesan awal UFC.
Kenaikannya menjadi bintang mencapai puncaknya di UFC 47 pada 2004 melawan Tito Ortiz (AS) yang merupakan pertarungan terbesar yang pernah dilihat UFC.
Dia menyelesaikan pertarungannya di bawah 40 detik pada ronde kedua dan menjadi orang pertama yang mengalahkan Ortiz saat bertarung.
Kemenangan tersebut menandai dimulainya julukan sebagai petarung legendaris untuk Liddell dan menjadikannya petarung MMA terbaik yang pernah ada.
9. Randy Couture (AS)
Randy Couture disebut salah satu petarung terbaik UFC karena membantu membawa MMA ke dalam olahraga utama.
Meskipun memiliki catatan kemenangan dan kekalahan (19-11), veteran UFC ini adalah salah satu petarung pertama yang membuat olahraga ini mulai diperhitungkan.
Pria berusia 56 tahun itu adalah pemegang tiga gelar juara kelas berat dan kelas berat ringan sebanyak dua kali.
Couture telah menantang banyak petarung hebat MMA mulai Chuck Liddell hingga Tito Ortiz, Kevin Randleman hingga Brandon Vera.
Selama 14 tahun kariernya, Couture telah mencatat banyak rekor dan mendefinisikan apa artinya menjadi petarung top di dunia MMA.
8. Amanda Nunes (Brasil)
Nunes memiliki gelar juara dari dua divisi. Dia menjadi salah satu petarung yang tak tertandingi dalam MMA putri.
Selama menjalani 13 pertarungan dalam kariernya di UFC, petarung berjulukan "The Lioness" ini telah mengalahkan setiap petarung putri untuk meraih gelar di divisi kelas bantam dan kelas bulu.
Dia melewati superstar MMA, Ronda Rousey (AS), Miesha Tate (AS), Germaine de Randamie (Belanda), Holly Holm (AS), dan Cris Cyborg (AS).
Amanada Nunes mengalahkan Holly Holm pada Juli 2019. Dia tidak hanya mengalahkan kelima mantan juara, tetapi dia telah mengalahkannya pada ronde pertama.
Hal ini membuat Nunes menjadi petarung putri terhebat sepanjang masa menurut presiden UFC, Dana White.
7. Khabib Nurmagomedov (Rusia)
Sejak meraih gelar kelas ringan pada 2018 melawan Al Iaquinta (AS), Khabib telah mendapatkan tempatnya di antara petarung terbesar dalam sejarah MMA.
Khabib membuat sejarah melawan musuh bebuyutannya, Conor McGregor (Irlandia) pada UFC 229.
Petarung berjulukan The Eagle itu menggunakan keterampilan bergulat ciri khasnya untuk mengalahkan "The Notorious" dan mengalahkan Dustin Poirier (AS) dengan cara yang sama setahun kemudian.
Baca Juga: Muhammad Ali Pernah Kalah dari Remaja 17 Tahun dan Dihukum Duduk di Tempat Sampah
Meskipun mencetak rekor 28-0 yang tak terkalahkan, petarung berusia 31 tahun ini hanya mempertahankan sabuk kelas ringan sebanyak dua kali.
Pembatasan perjalanan sebagai efek dari Covid-19 membuat Khabib terpaksa mengundurkan diri dari pertarungannya yang ditunggu-tunggu melawan Tony Ferguson (AS).
Ferguson akhirnya kalah dari rekan senegaranya, Justin Gaethje, Mei di UFC 249.
Khabib perlu berhadapan dengan petarung papan atas lainnya untuk membangun reputasinya sebagai raja MMA.
6. Daniel Cormier (AS)
Sebelum menjadi bintang MMA, Cormier adalah pegulat yang pernah tampil pada Olimpiade dan kapten tim untuk tim AS pada 2008.
Pengalaman gulatnya sangat membantu ketika petarung berjulukan "DC" ini melakukan debut MMA-nya pada 2009 dan meraih 15 kemenangan beruntun.
Dia telah mencapai rekor nyaris sempurna di UFC dan telah mengalahkan beberapa bintang knock-out seperti Derrick Lewis (AS) dan Anthony Johnson (AS).
Pria berusia 41 tahun itu menjadi salah satu dari petarung yang memegang titel juara dua divisi UFC karena ia memegang gelar kelas berat dan kelas berat ringan secara bersamaan.
Namun, kariernya berubah menjadi lebih buruk pada laga terakhir melawan Stipe Miocic (AS)
Cormier pertama kali mengalahkan Miocic pada ronde pertama dengan KO (Knocked Out) pada 2018 di UFC 226.
Tetapi, dia kalah dalam pertandingan ulang melalui TKO (Technical Knocked Out) pada ronde keempat setahun kemudian.
Pertarungan trilogi diperkirakan akan berlangsung beberapa waktu di masa depan dan akan menentukan siapa raja kelas berat untuk selamanya.
5. Demetrious Johnson (AS)
Mantan juara kelas terbang perdana, Johnson menetapkan standar emas di divisi paling ringan putra di UFC.
Petarung berusia 33 tahun itu meraih gelar di kelas 125 pound pada 2012 melawan Joseph Benavidez (AS) dan berhasil mempertahankan gelarnya sebanyak 11 kali.
Dia secara luas dianggap petarung pound-for-pound nomor satu dunia hingga kehilangan gelarnya pada 2018 dari Henry Cejudo (AS).
Bahkan, Cejudo baru-baru ini menyebut mantan lawannya, Johnson sebagai petarung terhebat sepanjang masa.
Johnson akhirnya berpisah dengan UFC, tetapi terus menegaskan dominasi pada ajang ONE Championship.
4. Fedor Emelianenko (Rusia)
Emelianenko adalah kekuatan yang tak terbendung di awal-awal MMA dan telah lama berbicara sebagai salah satu petarung terbaik.
Petarung berjulukan "The Last Emperor" itu melakukan debut profesionalnya pada 2000 dan dia tidak kalah dalam pertarungan selama sembilan tahun berikutnya.
Saat itu, dalam kelas berat menggunakan keterampilan dan kekuatan knock-out untuk mengumpulkan 27 kemenangan.
Baca Juga: Pernah Jadi Tukang Ledeng, Intip Profesi Conor McGregor dan 4 Petarung Lainnya Sebelum Jajal UFC
Atlet Rusia ini telah memenangkan berbagai penghargaan dalam berbagai olahraga tarung dan dijuluki sebagai petarung MMA terhebat dalam dekade ini oleh Sports Illustrated.
Pertarungannya melawan Mirko 'Cro Cop' di PRIDE FC membuatnya mendapatkan reputasi sebagai lawan yang paling ditakuti di MMA.
3. Anderson Silva (Brasil)
Anderson Silva adalah legenda MMA yang telah bertarung di divisi kelas menengah.
Petarung berjulukan "Spider" ini bertarung dengan petarung yang berprospek bagus seperti James Irvin, Forrest Griffin, dan Stephan Bonnar.
Dia pernah mencatat rekor setelah membukukan 16 kemenangan beruntun.
Silva juga mempertahankan gelar sebanyak 10 kali selama tujuh tahun yang membuatnya mendapatkan gelar terpanjang dalam sejarah UFC.
Namun, pelanggaran doping atas penggunaan steroid dan kekalahan berturut-turut menjelang akhir kariernya telah membayangi catatan fenomenal yang pernah dibukukannya.
2. Georges St-Pierre (Kanada)
Georges St-Pierre sering dijuluki sebagai petarung MMA terhebat sepanjang masa karena alasan yang baik.
Dia memiliki banyak penggemar dan menjadi juara dua divisi di divisi kelas menengah dan kelas welter.
St-Pierre membuat catatan mengesankan (26 menang dan 2 kalah) hingga mengalahkan legenda UFC seperti Michael Bisping dan BJ Penn.
Dua kekalahan dia dapat saat melawan Matt Hughes dan Matt Serra, tetapi petarung berjulukan "GSP" bangkit kembali di kedua pertandingan ulang dan terbukti menjadi petarung yang lebih baik.
Dia memegang rekor untuk kemenangan gelar terbanyak dan mempertahankan gelar sebanyak 13 beruntun sebelum memutuskan untuk berhenti sementara dari UFC.
St-Pierre menggantung sarung tangan MMA-nya pada 2019 dan memperkuat posisinya sebagai salah satu petarung MMA top dunia.
1. Jon Jones (AS)
Jones adalah juara kelas berat ringan dan secara luas dianggap sebagai Greatest Of All Time (GOAT).
Ketenarannya berlangsung cepat dan hebat pada 2003 ketika ia mengalahkan Mauricio "Shogun" Rua (Rusia) melalui TKO untuk menjadi juara UFC termuda.
Petarung berjulukan "Bones" ini telah menunjukkan skill yang tak tertandingi seperti saat melawan Daniel Cormier, Chael Sonnen, dan Lyoto Machida.
Pria berusia 32 tahun ini telah mencapai rekor profesional 26-1, bahkan satu-satunya kekalahannya adalah karena diskualifikasi siku ilegal pada 2019.
Warisannya dalam olahraga telah dipertanyakan, terutama setelah pertarungan terakhirnya melawan Dominick Reyes awal tahun ini.
Jones saat ini sedang terlibat ketegangan dengan Presiden UFC, Dana White atas kemungkinan pertarungan melawan Francis Ngannou (Kamerun-Prancis).
Jones mengumumkan keputusannya untuk mengosongkan takhta kelas berat ringan awal bulan ini.
Kontroversi lain yang telah menodai karier Jones, termasuk beberapa penangkapan dan pelanggaran doping.
Meski demikian, kemampuan bertarung dan rekam jejaknya yang tak terbantahkan telah teruji oleh waktu hingga menjadikan Jones salah satu petarung MMA terbaik yang pernah ada.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Sun |
Komentar