“Sebenarnya kita tidak bicara himpunan 250 juta orang," kata Ratu Tisha dalam diskusi virtual PRiADI dan BagiData pada awal Mei 2020, seperti dikutip Bolasport.com dari Kompas.
"Himpunan database kami pemain elite usia muda yang terdaftar terakhir itu diangka 10.500 saja. Jadi, kita bicara dari himpunan yang sangat sedikit."
Jumlah yang sudah sangat sedikit itu tentunya masih akan mengalami seleksi lagi ketika mengikuti kompetisi berjenjang baik di level domestik maupun internasional.
Setelah melalui seleksi panjang, baru nantinya akan ditemukan segelintir pemain yang layak berlaga di kancah internasional.
Baca Juga: Kini Jadi Pelatih Persib, Robert Alberts Ternyata Pernah Kalah dari Pele
Melihat kenyataan tersebut, Ratu Tisha menegaskan bahwa pengembangan talenta di usia dini menjadi titik krusial untuk mengembangkan sepak bola nasional.
Hal itu membutuhkan waktu yang lama, seperti timnas Indonesia saat ini yang merupakan buah program kerja 15 tahun silam.
Baca Juga: Rindu Berat, Lionel Messi Sudah Ngebet Ingin Main Lagi di Camp Nou
“Harus berkompetisi secara berjenjang setiap tahunnya, tidak bisa tidak," ucap Ratu Tisha.
"Jadi, nantinya mereka yang berhasil mencapai level timnas senior adalah benar-benar orang terpilih dari seleksi jenjang yang sudah mereka lalui.”
“Bukan hanya melalui satu porses instan, yang mungkin cuma bermain 10.000 jam tapi tidak ada pengalaman internasional lebih dari 50 persen,“ ucap wanita lulusan FIFA Master tersebut.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar