BOLASPORT.COM - Mantan pembalap MotoGP, Jorge Lorenzo, menyebut Marc Marquez, bisa dikalahkan meski merupakan pembalap yang luar biasa.
Jorge Lorenzo dan Marc Marquez membalap untuk Repsol Honda pada musim 2019.
Marc Marquez tampil lebih dominan untuk menjadi juara MotoGP yang keenam kalinya dengan torehan 420 poin.
Marquez bahkan cuma sekali absen dari tangga podium (18 hasil podium dengan 12 kemenangan) dalam kejuaraan yang berlangsung selama 19 seri itu.
Baca Juga: Ducati Minta Jaminan Andrea Dovizioso Jika Inginkan Kontrak Panjang di MotoGP
Adapun Jorge Lorenzo pensiun setelah mengakhiri musim dengan hasil minor. Lorenzo hanya bisa finis pada peringkat ke-19 dengan 28 poin.
Dikutip BolaSport.com dari Crash.net, Lorenzo mengatakan Marquez tidak kebal dari kekalahan meski tetap menjadi pembalap favorit pada musim 2020.
"Marc adalah juara bertahan, jadi jelas dia akan menjadi favorit pada musim ini. Namun, dia bukannya tidak bisa dikalahkan," kata Lorenzo.
Lorenzo mengacu kepada pengalaman beberapa pembalap pada musim-musim sebelumnya, termasuk dirinya sendiri.
Baca Juga: Murid Valentino Rossi Terancam Jadi Korban Kejamnya Bursa Pembalap MotoGP
"Saya mengalahkan Marquez pada 2015. Andrea Dovizioso nyaris mengalahkannya pada 2017. Tahun lalu, Fabio Quartararo bertarung ketat pada banyak balapan," ujar Lorenzo.
"Artinya, kalau Marquez dan Honda punya masalah, tim dan pembalap lain bisa mengalahkan mereka," tutur Lorenzo lagi.
Di sisi lain, Lorenzo tahu siapapun pembalap yang ingin mengalahkan Marquez harus berusaha ekstra keras.
"Selain Marquez, tidak ada pembalap lain yang menjadi juara pada musim perdana mereka atau meraih enam titel juara dunia pada tujuh tahun," kata Lorenzo lagi.
"Marquez punya bakat alam luar biasa, ambisius, dan tidak takut jatuh. Namun, layaknya atlet lain, mereka punya kelemahan."
"Kejuaraan ini bukan cuma soal pembalap, tetapi juga soal motornya," ujar pembalap berjuluk Por Fuera itu memungkasi.
Baca Juga: Alex Rins Sebut Valentino Rossi Bukan Rival untuk Gelar MotoGP 2020
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Komentar