BOLASPORT.COM - Mantan pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, menunjukkan rasa cintanya pada Indonesia dengan membuat tato di punggungnya.
Simon McMenemy telah mengenal Indonesia selama hampir satu dekade.
Pelatih asal Skotlandia itu pertama kali melatih klub Indonesia ketika bergabung dengan Mitra Kukar pada 2011.
Meski sempat hengkang ke Liga Maldives dan Filipina pada 2014 hingga 2016, Simon kemudian kembali ke Indonesia untuk melatih Bhayangkara FC di Liga 1 2017.
Baca Juga: Jika Bukan Karena COVID-19, Manchester United Sudah Pasti Finis 4 Besar Musim Ini
Pengalaman Simon McMenemy di Indonesia semakin lengkap setelah diangkat menjadi pelatih timnas Indonesia pada 20 Desember 2018.
Namun, performa buruknya bersama tim Garuda membuat Simon harus terdepak dari posisi pelatih dan mendapat banyak komentar negatif dari publik sepak bola nasional.
Meski kerap mendapat kritik pedas, Simon mengaku punya ikatan yang kuat dengan Indonesia.
Eks pelatih timnas Filipina itu bahkan baru-baru ini membuat tato Indonesia di punggungnya sebagai tanda bahwa dia punya pengalaman berarti selama berada di Tanah Air.
Baca Juga: Karena Pendidikan yang Kurang, Pemain Indonesia Takut ke Luar Negeri
"Saya bukan dari Indonesia. Saya punya perasaan yang kuat soal Indonesia," ucap Simon dilansir Bolasport.com dari kanal Youtube Bayu Eka Sari atau Bang Bes.
"Saya baru saja bikin tato Indonesia di tengah punggung saya."
"Karena kemana pun saya pergi saya punya tato dari perjalanan saya dan cerita yang saya buat. Saya bawa cerita itu bersama diri saya," sambungnya.
Simon mengaku bahwa pengalaman melatih klub dan timnas di Indonesia menjadi bagian yang berarti dalam perjalanan kariernya.
Baca Juga: Satu Pemain Juventus Merasa Cocok dengan Gaya Permainan Sarri-Ball
Namun, dia pun menyadari bahwa waktunya di negara ini telah habis.
Meski tak akan menolak jika mendapat tawaran bekerja di Indonesia, untuk saat ini Simon lebih ingin mencari pekerjaan di negara lain.
"Tato (Indonesia) itu sangat berarti buat saya berdasarkan waktu yang saya habiskan di sini," tutur Simon.
"Jika waktu saya sudah habis di sini dan harus pergi ke tempat lain, maka biarlah terjadi."
"Saya tidak bilang saya tak akan pernah bekerja di Indonesia lagi. Hanya saja kamu harus pergi ke mana pekerjaan itu ada," katanya mengakhiri.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | YouTube |
Komentar