“Ini sebenarnya sulit (menggelar sebuah pertandingan Liga 1 di Pulau Jawa)," ucap Sumardji dilansir Bolasport.com dari laman resmi klub.
"Sekarang kita lihat Jawa Timur sedang merah-merahnya (zona hitam), jadi bingung jika melihat kondisi ini."
"Kalau dipaksakan mungkin bisa saja ini dilakukan. Tapi, itu harus pertandingan tanpa penonton”, ujar Sumardji.
Baca Juga: Barcelona Siap Perpanjang Kontrak Gelandang Penerus Xavi dan Busquets
Sumardji pun mengaku bahwa sejatinya dirinya masih merasa galau dengan sejumlah opsi yang ditawarkan untuk kembali menggelar Liga 1 2020.
Terutama opsi yang berkaitan dengan menambah subsidi untuk klub, dari Rp 520 juta menjadi Rp 800 juta.
Sumardji menilai bahwa penambahan subsidi tersebut sebenarnya belum bisa menutupi kebutuhan manajemen The Guardian.
Nilai tersebut belum bisa mencukupi seluruh biaya yang harus dikeluarkan klub, terlebih bila sponsor enggan mengucurkan dana lebih.
Baca Juga: Karena Kerasnya Aliyudin, Firman Utina Terpaksa Gunakan Nomor Punggung 8+7 di Persija
“Saya sebenarnya bingung mau jawab apa, permasalahan kami sebenarnya ada di sponsor," jelas Kapolres Sidoarjo itu.
"Kalau liga dijalankan September atau Oktober, kami mau minta dana ke sponsor sulit untuk mencairkannya karena terlalu mepet, jadi posisinya sekarang kami sulit."
"Namun, kalau memang PSSI sudah meminta liga kembali berjalan, ya kami tetap harus ada dalam bagian dari kompetisi itu,” tandasnya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | bhayangkara-footballclub.com |
Komentar