BOLASPORT.COM - Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, sepakat bahwa tahun 2019 adalah tahun terbaik mereka dalam hal pencapaian sepanjang berkarier.
Tahun lalu, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sukses meraih gelar juara All England Open, medali emas Kejuaraan Dunia, dan menjuarai BWF World Tour Finals.
Ahsan/Hendra juga menjadi kampiun New Zealand Open 2019 dan menjadi finalis pada tujuh turnamen BWF World Tour lainnya.
Rangkaian prestasi tersebut membawa duet berjulukan The Daddies itu mampu menduduki peringkat kedua dunia.
Baca Juga: Mantan Partner Kevin Sanjaya Jadi Pelatih di Kanada dan Nikahi Mantan Tunggal Putri Indonesia
"Tahun 2019 merupakan tahun yang terbaik sebelum karier saya," kata Hendra, dalam wawancara dengan Badminton Unlimited yang dilansir BolaSport.com.
"Selama ini saya tidak pernah memenangi All England Open, Kejuaraan Dunia, dan BWF World Tour pada tahun yang sama."
"Saya sih happy (senang) ya," ucap dia melanjutkan.
Sementara itu, Ahsan mengatakan bahwa dia dan Hendra Setiawan selalu berusaha keras pada setiap turnamen, termasuk turnamen besar sekelas tiga kejuaraan yang mereka menangi.
"Setiap kami bertanding, saya dan Hendra selalu menargetkan yang terbaik. Mungkin memang rezeki kami mendapatkan titel yang besar, walau sering kalah pada final turnamen lain," ucap Ahsan.
Baca Juga: Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan Belum Kepikiran untuk Gantung Raket
Prestasi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan turut berpengaruh pada kans mereka menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Saat ini, The Daddies menduduki peringkat kedua Race to Tokyo, persis di bawah kompatriot mereka, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Ahsan/Hendra mengaku ingin membalas kegagalan mereka pada Olimpiade Rio 2016.
Empat tahun lalu, mereka gagal lolos pada fase grup setelah hanya bisa meraih satu kemenangan saja.
Baca Juga: Kecepatan Berkurang, Ahsan/Hendra Fokus ke Penempatan Bola
"Olimpiade 2016 adalah Olimpiade pertama kami (sebagai pasangan main). Saya dan Ahsan ditargetkan juara, tetapi penampilan kami tidak keluar 100 persen. Hasilnya tak memuaskan," ucap Hendra.
"Pengalaman itu kami jadikan pelajaran untuk ke depannya," tutur dia menegaskan.
Ahsan pun punya tekad serupa, mengingat medali emas Olimpiade adalah salah satu pencapaian yang diinginkan banyak atlet.
"Olimpiade adalah salah satu tujuan terbesar atlet, termasuk bulu tangkis. Apalagi, Olimpiade hanya empat tahun sekali dan apapun bisa terjadi," ucap Ahsan.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Unlimited |
Komentar