Baca Juga: Theo Hernandez Berterima Kasih ke AC Milan karena Menyelamatkan Kariernya
Arab Saudi kemudian mengirimkan diplomat berpengalaman, Mohammed Said Khoja, untuk melakukan investigasi secara terbuka.
Di hadapan wartawan, Khoja blak-blakan menuduh kepolisian Thailand telah memalsukan perhiasan dan membunuh pada diplomat sebelumnya.
"Polisi di sini lebih berkuasa ketimbang pemerintah," ucap Khoja kepada New York Times pada September 1994.
Investigasi ini berujung pada penangkapan Kepala Investigasi dari kepolisian Thailand, Chalor Kerdthes, yang terbukti melakukan pembunuhan kepada diplomat Arab Saudi.
Chalor ternyata juga bersalah atas pemalsuan perhiasan Arab Saudi dan pembunuhan terhadap keluarga dari penadah Kriangkrai.
Atas kesalahannya, Chalor dihukum penjara selama 20 tahun.
Baca Juga: Jelang Laga Lawan Sevilla, Dua Pemain Andalan Barcelona Cedera
Kasus Berlian Biru tak berhenti begitu saja. Hilangnya sang Berlian Biru hingga saat ini membuat hubungan diplomatik Arab Saudi dan Thailand menjadi buruk.
Ditambah lagi pada 2014, Thailand membebaskan lima polisi yang didakwa membantu Chalor Kerdthes dalam melakukan aksi kejahatannya.
Padahal, dilansir Bolasport.com dari Time, penangkapan kelima polisi itu pada Januari 2010 sempat menjadi harapan baru dalam rekonsiliasi hubungan antara Arab Saudi dan Thailand.
Di sisi lain, Kriangkrai tengah membangun hidup normal di pinggiran Thailand.
Hingga kini, dirinya tak juga mengucapkan sepatah kata pun tentang keberadaan Berlian Biru yang dicurinya 30 tahun lalu.
"Sekarang saya hidup sederhana sebagai orang desa," tutur Kriangkrai kepada BBC pada 2019.
"Saya tak punya banyak uang. Hanya cukup untuk bertahan dan menghidupi keluarga saya. Saya rasa ini adalah kebahagiaan yang sebenarnya," tandasnya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | berbagai sumber |
Komentar