Penyediaan si kuda besi menjadi penyumbang terbesar dalam pembengkakan anggaran tim.
Dikutip dari Motomatters, sejak 2017 MSMA (Asosiasi Pabrikan Motor Balap) setuju untuk memasok motor ke tim satelit dengan biaya maksimal 2,2 juta euro (Rp35 miliar).
Biaya tersebut mencangkup dua paket motor untuk setiap pembalap serta pembaruan perangkat yang bisa didapat ketika musim sedang berjalan.
Tim konsumer juga harus menyiapkan anggaran untuk biaya suku cadang dan perbaikan motor apabila pembalap mengalami insiden dalan sebuah sesi.
Baca Juga: MotoGP Makin Kencang, Anehnya Rekor Lap Tercepat Belum Pecah Sejak Tahun 70an
Anggaran untuk suku cadang berada di kisaran 6 juta euro (Rp95 miliar). Soal perbaikan, jika beruntung, tim tak perlu mengeluarkan lebih dari 1 juta euro (Rp14 miliar).
"Jika pembalap tak membuat masalah besar, kami harus menyediakan bujet 600 ribu sampai 1 juta dolar setahun," tutur bos LCR Honda, Lucio Cecchinello, kepada GPOne.
Adapun pengeluaran untuk akomodasi, gaji personel, hospitalitas, hingga perawatan inventaris bisa mencapai 3 juta euro (Rp42 miliar).
Beralih ke bagian yang paling tabu, gaji pembalap di MotoGP juga menjadi salah satu pengeluaran terbesar tim balap sebelum terjun dalam kompetisi.
Baca Juga: Jadwal MotoGP 2020 - Hadirnya 5 Balapan Baru, Termasuk 1 Seri yang Dulu Hilang
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | berbagai sumber |
Komentar