"Sulit bagi kami untuk menjalankan cek pada mereka jika mereka tidak tertarik," ujarnya.
Sementara itu FAM mencoba membentuk tim nasional yang kuat dan mampu menjadi yang terbaik di Asia dengan program F:30, Yussof mengakui bahwa mereka mengabaikan "bakat tertentu, bahkan bakat lokal" karena kesulitan menjangkau semua pemain.
Untuk alasan tu, Yussof mengatakan para pemain berbakat di luar negeri dengan ikatan leluhur Malaysia, diundang untuk mengirim dokumen pendukung mereka (yang diverifikasi) ke FAM.
Baca Juga: Laga El Clasico, Awal Bentrok Lionel Messi dengan Asisten Pelatih Barcelona
Ia mengatakan pemilihan pemain untuk tim nasional untuk kategori pemain keturunan akan sepenuhnya berdasarkan prestasi, tidak ada yang lain.
"Kami akan memeriksa informasi yang diberikan pada pemain yang direkomendasikan," ujar Yussof.
"Baru kemudian kami akan menindaklanjuti, seperti yang kami lakukan dengan Marcel Kalonda," ujarnya.
Kalonda merupakan pemain 22 tahun yang bermain sebagai bek, ia bermain di Zesco United di Zambia.
Yussof mengungkapkan bahwa ruang lingkup untuk mendapatkan pemain keturunan telah melebar karena tidak layak merekrut pemain yang dinaturalisasi (tanpa ikatan leluhur dengan Malaysia tetapi memenuhi aturan kelayakan FIFA untuk tempat tinggal lima tahun dari M-League).
Selain itu, ia mengatakan relatif lebih mudan bagi FAM untuk menilai dan merekrut pemain keturunan untuk tim nasional daripada harus menunggu lima tahun sebelum membuat keputusan apakah menerima pemain yang dinaturalisasi.
Sejauh ini timnas Malaysia memiliki dua pemain yang dinaturalisasi (tanpa ikatan leluhur Malaysa), Mohamadou Sumareh dari Gambia dan Liridon Krasniqi dari Kosovo.
Sementara ada empat pemain keturunan dalam tim, yakni Brendan Gan, Matthew Davies (keduanya dari Australia), La'Vere Crobin-Ong dari Inggris, dan Dominic Tan dari Singapura.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | nst.com.my |
Komentar