Jumlah tersebut bahkan meningkat dari jumlah yang diterima sebelum adanya virus corona, yakni Rp 520 juta.
Rahmad Djailani mengatakan bahwa permintaan subsidi sebesar itu bukan tanpa dasar yang kuat.
Menurutnya dengan dipusatkannya gelaran Liga 1 2020 di Pulau Jawa tentu saja membuat biaya operasional klub-klub yang berasal dari luar Pulau Jawa akan semakin tinggi.
Menurut sekretaris umum tim berjulukan Laskar Rencong itu, mereka harus menyiapkan dana ekstra untuk transportasi, logistik, dan gaji tim selama berada di Pulau Jawa.
Meski untuk hotel bakal ditanggung oleh PSSI, tetapi untuk kebutuhan transportasi dan operasional yang lainnya tentu saja membutuhkan banyak dana.
“Pertimbangan dari kami Rp 1,5 miliar itu digunakan untuk gaji pemain, pelatih, ofisial, dan operasional juga karena kami tetap away kan,” katanya.
Baca Juga: Pemain Persiraja Bakal Diisolasi 2 Pekan Sebelum Berlatih Bersama
“Kemudian kan juga ada tiket pesawat kalau kami ke Yogyakarta. Kan tidak mungkin kami naik bus ke Tangerang atau Jakarta. Jadi kami harus tetap pakai transportasi udara. Dan untuk hotel memang gratis dari PSSI,” ujar Rahmat.
Persiraja sebelumnya pun menyarankan agar kompetisi tetap digelar di Aceh karena menurut mereka dengan digelarnya kompetisi bakal ada pemasukan tambahan.
Tentu saja pemasukan dari penonton apabila kompetisi tetap digelar home and away seperti sebelumnya.
Namun, dengan adanya virus corona ini, Persiraja mengaku tetap menghormati semua keputusan dari PSSI.
“Sebenarnya kami memberi usulan untuk tetap bermain di Aceh dengan penonton. Tapi kami tetap menghormati PSSI,” ujar Rahmat Djailani.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar