BOLASPORT.COM - Petarung UFC asal Amerika Serikat, Jorge Masvidal, terkenal memiliki jiwa keras ketika menantang lawan-lawannya.
Sikap mental baja yang dimiliki Jorge Masvidal terbentuk dari masa lalunya yang terhitung kelam.
Jorge Masvidal adalah petarung yang lahir dari keluarga yang kekurangan meskipun tinggal di Miami.
Baca Juga: Kamaru Usman Puji Jorge Masvidal yang Hanya Punya Persiapan 6 Hari
Ibu Masvidal berasal dari Peru dan ayahnya adalah anggota mafia yang sempat dipenjara selama dua dekade karena kasus pengedaran narkoba serta pembunuhan.
Saat ayahnya dipenjara, Masvidal masih kecil.
Pria kelahiran 12 November 1984 itu tumbuh tanpa asuhan sosok ayah sejak berusia 4 hingga 13 tahun.
Sang ibu memberitahu Masvidal bahwa ayahnya merupakan seorang tentara sehingga tidak bisa menemui Masvidal.
Belakangan Masvidal tahu ayahnya bukan seorang tentara tetapi seorang kriminal.
"Saya mengalami masa sulit di masa remaja selama bertahun-tahun. Saya sering dikeluarkan dari sekolah. Ibu saya kesal dan mengatakan 'Kamu bisa berakhir seperti ayahmu'. Saya masih membelanya dan bilang, 'Pssst, dia seorang tentara'," kata Masvidal.
"Ibu lalu mengakui bahwa ayah saya bukan seorang tentara tetapi sedang berada di penjara," ucap Masvidal dilansir BolaSport.com dari The Sun.
Pengakuan ini membuat Masvidal terguncang dan dia mulai belajar menerima kenyataan.
Masvidal memulai hidupnya yang baru dengan mengunjungi sang ayah di penjara, hingga hubungan keduanya makin dekat.
Saat ayahnya keluar penjara pada 2007 Masvidal dibimbing olehnya.
Baca Juga: Hasil UFC 251 - Tumbangkan Jorge Masvidal, Kamaru Usman Perpanjang Rekor Kemenangan
Kala itu, bukan hanya hubungan ayah dengan anak, tetapi Masvidal dianggap seperti adik.
Sang ayah yang menyarankannya kepada Masvidal untuk menyalurkan agresivitasnya ke dalam pertarungan.
Masvidal kerap terlibat dalam pertarungan jalanan. Dia dikenal kejam saat bertarung. Dua jagoan jalanan, seperti Kimbo Slice dan Ray Brown, sempat dihajar habis-habisan Masvidal muda.
Dari pertarungan jalanan itu, Masvidal mendapatkan uang sekitar 31 poundsterling (Rp 566 ribu) setiap kali menang.
Setelah mengalahkan kedua petarung jalanan papan atas itu, Masvidal diakui sebagai yang terhebat dan menjadi idola publik Miami.
Kemampuan bertarung Masvidal perlahan mulai menarik perhatian dari beberapa pelatih MMA di Miami. Tim American Top Team yang akhirnya memutuskan mendidik Masvidal.
Masvidal lalu menerima tawaran dari salah satu tim MMA terbesar di Amerika Serikat itu.
Saat direkrut American Top Team, Masvidal tidak mencoba mencari pekerjaan yang tetap demi mendapat uang. Namun, dia memilih fokus mengejar mimpinya menjadi petarung MMA papan atas.
Akibatnya, Masvidal sering kehabisan uang. Dia juga kesulitan menemukan tempat tinggal karena kesulitan membayar sewa apartemen.
"Ketika dia bangkrut, tak punya uang karena pengangguran, waktunya justru dihabiskan di gym daripada bekerja. Perjudian yang gila," tutur pelatih American Top Team, Mike Brown.
"Pasti, orang-orang akan merasa stres. Tetapi, dia bisa bertahan, hebat. Tidak semua orang bisa melakukannya," ucap Brown.
"Dia sampai rela tidur di gym. Dia begitu terbentuk dalam dunia yang keras," ujar Brown.
Pria 35 tahun itu ternyata juga sempat tidur di tempat parkir sekitar gym American Top Team seperti gelandangan. Namun, Masvidal tak mau ambil pusing.
Baca Juga: Taufik Hidayat dan Pelatih China asal Indonesia Beri Pesan untuk Lin Dan
Dia tidak malu demi mengejar mimpi jadi petarung UFC.
"Saya tak peduli mau tidur di mana. Selama nyaman, saya mau saja tidur di situ. Pernah saya tidur di tempat parkir, mobil, hingga bawah ring," aku Masvidal.
"Masa bodoh dengan apa kata orang. Saya terus bekerja keras, bagai anak kecil yang dapat mainan baru. Hingga, kini kerja keras saya terbayar lunas," kata Masvidal.
Perlahan mimpi Masvidal mulai terwujud. Pada 2013, Masvidal menjalani debut UFC dengan mengalahkan Tim Means.
Karier petarung berjulukan Gamebread tersebut tidak langsung melejit. Awalnya, dia dikenal sebagai petarung medioker.
Laga melawan Ben Askren pada 2019 silam menjadi momentum bagi kariernya. Dia menjadi salah satu petarung yang diperhitungkan di kelas welter UFC meski dia kalah saat kalah melawan Kamaru Usman pada UFC 251, Minggu (12/7/2020).
Masvidal hanya punya waktu enam hari persiapaan melawan Usman karena dia menjadi petarung pengganti Gilbert Burns.
Burns gagal bertarung karena terdeteksi positif Covid-19.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Sun |
Komentar