"Mereka belum berkoordinasi dengan BNPB terkait situasi perkembangan Covid-19," kata Candra.
"Padahal lampu hijau dari pemerintah sangat penting untuk lanjut atau tidaknya liga," ujarnya.
Selain itu, belum adanya kepastian terkait izin dari kota Yogyakarta yang diproyeksikan sebagai homebase bagi tim di luar Pulau Jawa juga menambah keraguan Candra bahwa kompetisi bisa dilanjutkan.
Lebih lanjut lagi, masalah hak komersial tak luput dari sorotan Candra.
PT LIB sebenarnya telah menjanjikan 800 juta per bulan, namun klub meminta minimal 1,2 milliar per bulan mulai dari September 2020 hingga Februari 2021.
"LIB belum mendapatkan kepastian izin dari pihak yang berwenang di Yogyakarta, LIB baru berencana akan melihat situasi di Yogyakarta," ucap Candra.
"Hanya, teknis pelaksanaan dan pembiayaannya belum jelas siapa yang menanggung, klub-klub minta lebih, minimal Rp 1,2 miliar sebagai kompensasi tanpa penonton," tuturnya.
Baca Juga: Ikut Manajemen Suporter Untuk Piala Dunia U-20 2021, Begini Respon Pendiri The Jak Mania
Oleh sebab itu, Candra mengaku bahwa rapat yang telah dilakukan dua hari lalu ini belum menghasilkan keputusan final.
Pertemuan antara PT LIB dan wakil Liga 1 harus terus dilakukan untuk kedepannya untuk mencapai kesepakatan bersama.
"Tidak ada keputusan final dalam meeting kemarin, LIB berjanji membahas semua masukan klub dan akan menggelar pertemuan lagi secara tatap mata langsung maksimal 10 hari mendatang," ujarnya.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Surya.co.id |
Komentar