"Pada era Evan (Dimas) saya memprediksi 20-30 persen miss. Dari mana? Dari rasio test, hasil psikotes, pengamatan setiap hari, anak ini bakal begini-begini, itu ada perkiraan seperti itu,” kata Indra dikutip dari Kompas.
Pelatih asal Sumatera Barat itu menjelaskan bahwa kepribadian seorang pemain ditentukan oleh banyak faktor.
Faktor penentu terbesar adalah kondisi sosial dan lingkungan di sekitar pemain.
Lingkungan yang bagus tentu akan berdampak baik dalam pengembangan karakter pemain.
Baca Juga: Roy Jones Jr Ternyata Pernah Batal Bertarung Melawan Mike Tyson
Terlebih usia 19-23 tahun menjadi usia paling krusial dalam pencarian jati diri.
"Kan pergulatan batin dan godaan itu tinggi sekali, makanya butuh pendampingan. Atau mereka bisa masuk klub yang benar-benar menjadikan mereka aset dan betul-betul bisa menjaga," tutur pelatih berusia 57 tahun itu.
Sementara itu, faktor kedua adalah kesempatan untuk mengasah diri.
Dalam pandangan Indra Sjafri, pemain muda sangat membutuhkan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar