BOLASPORT.COM - Fabio Quartararo mencetak rekor langka sebagai pembalap Prancis tersukses di MotoGP. Namun, kesuksesan El Diablo tidak diraih dengan mudah.
Fabio Quartararo berdiri di atas footpeg. Menirukan selebrasi Kylian Mbappe, dia merayakan kemenangannya di balapan MotoGP Andalusia (26/7/2020).
Fabio Quartararo memang baru saja mencetak rekor bersejarah karena meraih kemenangan keduanya di kelas premier MotoGP.
Jika dibandingkan dengan jagoan MotoGP seperti Valentino Rossi dan Marc Marquez, pencapaian Quartararo yang baru menang di musim kedua boleh saja kalah.
Baca Juga: Update MotoGP Indonesia 2021 - Kabar Positif dari Pembangunan Sirkuit Mandalika
Namun begitu, tidak demikian halnya jika prestasi pembalap Petronas Yamaha SRT tersebut dibandingkan sejarah prestasi para pembalap Prancis di ajang MotoGP.
Sebab, Quartararo menjadi pembalap Prancis pertama yang dapat menorehkan dua kemenangan di kelas utama MotoGP (sebelumnya 500cc).
Sebelum Quartararo, baru ada tiga pembalap Prancis yang menang di kelas para raja, itupun masing-masing hanya satu kali naik ke podium teratas.
Hadirnya sosok jawara baru dari negara yang tidak memiliki tradisi kuat di ajang balap motor mengundang tanda tanya, bahkan dari orang-orang Prancis itu sendiri.
Baca Juga: MotoGP 2020 - Ikuti Petuah Michelin Jadi Kunci Fabio Quartararo Berjaya
Terjun dalam persaingan yang kompetitif sejak muda disebut Fabio Quartararo sebagai salah satu faktor kesuksesannya di MotoGP.
Quartararo mengaku bahwa sejak berusia tujuh tahun dia sudah bolak-balik dari rumahnya di Nice, Prancis, ke Spanyol untuk berlatih maupun mengikuti balapan.
"Saat usia saya tujuh tahun, saya dan ayah saya selalu bolak-balik Prancis ke Spanyol dengan sebuah van," kata Quartararo, dilansir BolaSport.com dari Paddock-GP.
Quartararo bisa menempuh 1.200 kilometer setiap pekannya demi mengejar mimpi, lebih jauh daripada perjalanan dari Jakarta ke Bali (sekitar 1.100 km)!
Baca Juga: MotoGP 2020 - Valentino Rossi Nasihati Adik dan 2 Muridnya akibat Insiden Konyol di Pesta Podium
Bukan tanpa alasan Quartararo lebih memilih mengasah bakatnya di Negeri Matador daripada tanah kelahirannya sendiri.
"Ketika saya mengikuti kejuaraan kelas 50cc di Prancis, cuma empat orang yang berpartisipasi. Ketika pertama kali tiba di Catalunya ada 50 pembalap yang tampil."
"Situasinya seperti sekarang, tetapi di level yang berbeda. Ketika ada seseorang yang mendorong Anda, Anda juga ingin tampil habis-habisan," tutur Quartararo.
Semangat untuk bersaing ditanamkan sejak dini oleh ayah Quartararo. Sang ayah pun sering berbohong demi memacu Quartararo agar terus mengembangkan potensinya.
Baca Juga: MotoGP Spanyol 2020 - 5 Fakta Kemenangan Fabio Quartararo, Menang Meski Terkena Sanksi
"Dulu tidak ada layar yang menampilkan seluruh catatan waktu, jadi ayah saya berkata bahwa ada pembalap yang lebih cepat setengah detik daripada saya," ujar Quartararo.
"Ketika saya lebih cepat juga begitu. Jadi saya tampil sekuat tenaga untuk berada di depan. Pada akhirnya, ayah sangat membantu saya untuk tampil hingga batas maksimal."
Fabio Quartararo berhasil memenangi balapan junior CEV Moto3 di Spanyol pada 2013, 2014. Tahun berikutnya dia melakoni debut di kejuaraan dunia.
Prestasi impresif Quartararo bahkan sampai membuat Komisi GP merevisi aturan batas umur di kejuaraan dunia Moto3.
Baca Juga: Bikin Kemajuan, Pembalap Indonesia di Moto2 2020 Dipuji Manajer Timnya
"Jika seorang pembalap meraih titel FIM CEV Moto3, mereka bisa tampil di kejuaraan dunia Moto3 meskipun usia mereka belum mencapai 16 tahun."
Fabio Quartararo sudah pantas untuk memikirkan gelar juara MotoGP setelah berhasil menyapu bersih dua balapan pertama musim 2020.
Pembalap berusia 21 tahun tersebut juga bakal memiliki modal berharga pada musim depan setelah resmi direkrut oleh tim pabrikan Yamaha.
Namun begitu, Quartararo tetap berusaha rendah hati.
"Masih terlalu dini," jawab pembalap yang memiliki darah Italia itu, ketika ditanya soal peluangnya menjadi juara MotoGP musim ini.
Pemenang Balapan asal Prancis di kelas MotoGP/500cc
1. Fabio Quartararo: GP Spanyol 2020, GP Andalusia 2020
2. Regis Laconi: GP Valencia 1999
3. Christian Sarron: GP Jerman 1985
4. Pierre Monneret: GP Prancis 1954
Baca Juga: MotoGP 2020 - Alasan Fabio Quartararo Ogah Bicara Peluang Juara
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Paddock-GP.com, MotoGP.com |
Komentar