Dengan banyaknya jadwal pertandingan di setiap pekan, maka akan sulit untuk rutin melakukan tes swab.
"Kami sudah berkoordinasi dengan RSUD Wongsonegoro, cuma proses tes di rumah sakit memakan waktu minimal dua hari. Kondisi itu tidak memungkinkan, padahal yang punya alat cuma RSUD. Mereka dalam sehari melakukan sekian ratus atau ribu untuk mengetes spesimen," kata Danur, dilansir BolaSport.com dari Tribun Jateng.
"Padahal, kami bermain mungkin seminggu tiga kali, datangnya kapan, tesnya kapan, hal itu membutuhkan waktu. Ini yang menjadi catatan kami dari panpel dan kami sampaikan ke CEO untuk diteruskan ke PT LIB," ujarnya.
Selain itu, Danur juga menyoroti biaya melakukan tes.
Menurut Danur, klub akan membutuhkan biaya yang cukup besar.
Pasalnya, bukan hanya pemain yang diwajibkan menjalani tes, namun semua orang yang terlibat di stadion.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Manajer PSIS, Wahyu Winarto.
Baca Juga: Pemain PSIS Memaklumi soal Skema 50 Persen dari Kontrak Awal dan Siap Lanjutkan Kompetisi
Pria yang sering disapa Liluk ini menginginkan biaya tes swab bisa ditanggung sepenuhnya oleh PSSI dan PT LIB selaku operator liga.
"Kami ingin biaya ditanggung PSSI. Dari awal kami mau seperti itu, " ucap Liluk.
"Kami minta dari PSSI dari PT Liga yang menanggung semuanya," tutur sang manajer lagi.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tribun Jateng |
Komentar