BOLASPORT.COM - Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, menceritakan suka duka ketika mempunyai dua pembalap hebat, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, beberapa musim lalu.
Sejarah mencatat, tim pabrikan Yamaha pernah memiliki duet pembalap hebat yakni Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo pada rentang musim 2008-2016.
Dalam kurun waktu sembilan musim tersebut, Rossi dan Lorenzo menciptakan rivalitas internal yang mampu mendongkrak prestasi tim.
Sejak menduetkan kedua pembalap tersebut, Yamaha mengumpulkan total lima gelar juara dunia dengan rincian dua dari Rossi dan tiga dari Lorenzo.
Baca Juga: Tanpa Valentino Rossi, Bos Yamaha Yakin Musim Depan Tetap Oke
Tim berlogo garpu tala itu mempunyai kans besar untuk menghidupkan kembali potret persaingan internal yang ketat pada musim depan melalui Maverick Vinales dan Fabio Quartararo.
Jika rivalitas itu benar-benar terjadi pada musim depan, tentu hal tersebut bukanlah barang baru lagi untuk sang Managing Director Yamaha, Lin Jarvis.
Dalam sebuah kesempatan, Jarvis menceritakan pengamalannya yang pernah kesulitan mengatur Rossi dan Lorenzo.
Meski sulit, pria asal Inggris itu mengakui timnya juga diuntungkan dengan rivalitas panas di antara kedua pembalapnya.
Baca Juga: Soal Resmikan Valentino Rossi di Kampung Halaman, Bos Petronas SRT: Ide Bagus
"Kesabaran, diplomasi, dan kesulitan, itu menjadi periode yang paling menguntungkan karena kami mampu memenangi tiga kali triple crown," kata Lin Jarvis, dilansir BolaSport.com dari Tuttomotoriweb.
Selain itu, tensi panas yang acap kali terjadi di antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo mampu menghadirkan keuntungan dalam hal umpan balik alias feed back untuk pengembangan motor Yamaha.
"Kami meraih empat gelar juara dunia bersama Valentino Rossi dan tiga bersama Jorge Lorenzo," ucap Jarvis.
"Ketika mereka berpasangan, kami meraih empat gelar, ini membawa banyak sisi positif dan umpan balik yang besar," tutur dia menambahkan.
Baca Juga: Eks Pelatih Rossi Percaya Quartararo Punya Peluang Juarai MotoGP 2020
Lebih lanjut, Lin Jarvis tidak menampik bahwa punya dua pembalap hebat merupakan hal yang sangat sulit terutama dalam memberi keadilan.
"Hal ini cukup sulit karena setiap atlet yang berada pada level tertinggi tentu akan sangat fokus dengan hasil yang mereka raih," kata Jarvis.
"Hal terakhir yang dia pedulikan adalah apa yang akan dicapai atau tidak dicapai oleh rekan setimnya."
"Anda harus bisa memperlakukan mereka secara individu dan memastikan mereka mendapatkan perlakuan itu dengan adil," ucap Jarvis menegaskan.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Tuttomotoriweb.com |
Komentar