Baca Juga: Mantan Pelatih Terbaik Asia yang Tangani Persib Bandung Dilarikan ke Rumah Sakit
Sanjungan itu seperti pisau bermata dua yang terkadang malah membuat para pemain muda merasa puas diri dan kurang mau berkembang.
"Makanya saya paling nggak suka sebetulnya ketika ada tim kelompok umur jadi juara dia sudah diarak seperti juara dunia," tuturnya.
"Padahal itu fase transisi yang paling bahaya untuk pemain-pemain ini telalu mudah disanjung."
Baca Juga: Apresiasi Pol Espargaro atas Kerja Keras KTM Hasilkan Motor Mantap
"Dia belum bisa menilai secara dewasa dan membuat keputusan yang baik di usianya menghadapi persaingan yang lebih besar," sambung Rahmad Darmawan.
Kemudian, juru taktik yang akrab disapa RD itu juga menjelaskan bahwa ketiadaan kompetisi kelompok usia yang layak membuat para pemain muda kurang disiapkan sebelum masuk ke jenjang yang lebih tinggi.
Kebanyakan, kompetisi kelompok usia di Indonesia berjalan dalam waktu singkat sehingga para pemain muda masih kurang mendapatkan menit bermain.
Baca Juga: Lewat Pengalaman Bayu Pradana, RD Jelaskan Pentingnya Kompetisi
"Sisi kedua adalah kita kurang dimatangkan di dalam bentuk kompetisi berjenjang di kelompok umur," kata RD.
"Itu bukan seperti kompetisi yang mewajibkan sebuah tim memainkan pemainnya setahun 30 kali."
"Kalau dibagi dalam grup lima tim home away, satu tim hanya bermain delapan kali. Itu sangat kurang," tandasnya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | YouTube Hanif & Rendy Show |
Komentar