BOLASPORT.COM - Mantan pebulu tangkis putri Indonesia, Susi Susanti, menjadi pemain pertama yang meraih medali emas Olimpiade pertama bagi Indonesia.
Melirik sejarah ke belakang, Susi Susanti berhasil mendapatkan medali emas di Olimpiade Barcelona pada 4 Agustus 1992.
Susi Susanti berhasil mengalahkan wakil Korea Selatan, Bang Soo-hyun, lewat rubber game dengan skor 5-11, 11-5, 11-3.
Dalam jalannya pertandingan, Susi sempat heran karena tertinggal di gim awal lantaran ritme permainan diatur oleh lawan.
Baca Juga: Komentar Frank Lampard Soal Willian yang Kabarnya Merapat ke Arsenal
Soal rekor pertemuan, Susi padahal unggul daripada Bang, sehingga akhirnya langsung bekerja keras mengatur strategi saat jeda gim.
Pelatih saat itu belum diperbolehkan menemani Susi di pinggir lapangan sehingga dia benar-benar sendirian untuk berpikir dalam menentukan langkah ke depan.
Pemain kelahiran 11 Februari 1971 tersebut kemudian bangkit di gim kedua dan berlanjut di gim ketiga yang bisa diamankan oleh Susi.
"Akhirnya bisa sampai gim ketiga. Dari sini saya mulai yakin, saya lebih unggul fisik, dia tidak pernah menang melawan saya kalau rubber game," katanya, dilansir BolaSport.com dari Badminton.org.
Baca Juga: MotoGP 2020 - Jalani Operasi Kedua, Marc Marquez Bakal Absen Lagi?
"Ibaratnya saya ini mesin diesel, makin lama makin panas," tambahnya.
Setelah menang naik podium pertama dan mendengarkan lagu Indonesia Raya, Susi merasa bangga serta lega karena jerih payah melakukan persiapan selama enam tahun tidak sia-sia lantaran mendapatkan medali emas pertama bagi negara di ajang Olimpiade.
"Saya kalau juara tidak pernah selebrasi. Pada Olimpiade 1992, pertama kali saya langsung berteriak. Rasanya beban saya, tanggung jawab saya, lepas semua," ungkap Susi.
"Bayangkan tekanannya, semua orang yang bertemu saya sebelum Olimpiade selalu bilang: 'Harus juara!'."
Baca Juga: Terungkap! Kekalahan Pertama Ternyata Bikin McGregor Jadi Begini
Kemenangan yang didapatkan juga berdampak sangat luas, salah satunya adalah membuat nama Indonesia dikenal dunia.
"Saya ingat sebelum juara di perkampungan atlet, banyak atlet bertukar koleksi pin antarnegara, tetapi tidak ada yang mau bertukar pin Indonesia dengan saya," kata Susi.
"Begitu saya dan Alan (Budikusuma) mendapatkan emas dan Indonesia berada di urutan ke-21 daftar peraih medali, mereka mencari, mau ajak bertukar pin Indonesia. Dampaknya sampai begitu, orang jadi lebih mengenal Indonesia," tambahnya.
Susi juga bercerita bahwa untuk mendapatkan medali emas di Olimpiade sangat berbeda dibandingkan mencapai kemenangan di kejuaraan lain.
Baca Juga: Sergio Ramos Disebut Sanggup Bermain hingga Usianya 40 Tahun
Mengawali babak pertama, Susi merasakan atmosfer yang berbeda di ajang pesta olahraga tersebut.
Sebelum pertandingan, pemain yang sudah menjadi legenda bulu tangkis Indonesia itu bahkan mengalami kesulitan menjaga pola makan dan istirahat dengan benar.
"Perasaan saya malam itu mata sudah saya pejamkan, tetapi tidak bisa tidur. Otak saya berpikir terus. Makan dipaksa demi menjaga kondisi, padahal tidak nafsu makan sama sekali."
Meski demikian, akhirnya Susi berhasil melewati itu semua dan membawa pulang medali emas Olimpiade pertama untuk Indonesia.
Tak puas sampai di situ saja, Susi kemudian menargetkan kembali medali emas untuk Olimpiade selanjutnya.
Pada Olimpiade Atalanta 1996, pemain asal Tasikmalaya berhasil kembali dengan merebut medali perunggu untuk kontingen Indonesia.
Baca Juga: Alasan Bali United Hapus Semua Momen Bersejarah di Media Sosial
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com, badmintonindonesia.org |
Komentar