“Kalau mereka tidak setuju dengan pembiayaan operasional tersebut maka akan kembali ke PT LIB dan nantinya PT LIB yang menentukan,” ucapnya.
Jika memang klub yang mengajukan diri sebagai tuan rumah siap menanggung biaya tersebut, PT LIB tidak keberatan.
Namun kalau memang tim tidak siap, tentu saja sebagai operator kompetisi PT LIB siap melakukan yang terbaik untuk berjalannya kompetisi.
“Jika memang nantinya sembilan tim bersedia untuk jadi tuan rumah. Tapi untuk itu nanti akan kami undi lagi,” ujarnya.
"Kalau nantinya ternyata tak ada yang bersedia dengan apa yang kami bebankan tentu saja itu akan kembali lagi ke PT LIB."
Baca Juga: Starting XI Versi Kiper Persija, Sandingkan Konate, Utina dan Bima Sakti
Dengan kata lain menurut Hadian kota-kota mana saja yang akan menjadi tuan rumah itu nantinya bakal dipilih di kota terdekat untuk menjadi tuan rumah disetiap grupnya.
Di sisi lain, Akhmad Hadian tak mau ambil pusing terkait dengan stigma negatif bahwa setiap tim yang menjadi tuan rumah dan dengan menanggung semua biaya operasional akan masuk Liga 1.
Menurutnya itu tergantung bagaimana masyarakat yang menilai.
Hadian pun menjelaskan saat ini seluruhnya masih dikendalikan oleh PT LIB dari mulai wasit dan perangkat pertandingan lainnya.
“Semua itu kan hanya mengurus urusan penginapan, transportasi dan sebagainya. Tapi kalau untuk wasit, perangkat pertandingan semua itu yang harus tetap LIB, termasuk peraturan pertandingan semua kan kami yang urus,” tutur Hadian.
“Ketika mereka membiayai kan tujuannya bisa saja tujuannya ke pariwisata untuk ekonomi. Tapi ini kelihatan juga, saya merasa masih perlu dibicarakan kepada klub soal tuan rumah ini.”
“Saya kebayang kalau tuan rumah nanggung biaya operasional pasti akan dikembalikan lagi ke LIB,” katanya.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar