"Anda tidak tahu bagaimana rasanya sebelum itu terjadi. Itu adalah suatu kegembiraan. Kelegaan besar pada detik berikutnya dan kemudian saya mulai menangis. Jadi saya pergi dan menelepon Ulla (istrinya)."
Baca Juga: Robert Lewandowski Sebut Juergen Klopp Sebagai Sosok Bermuka Dua
"Saya menelepon keluarga saya 10 detik sebelum pertandingan berakhir sehingga mereka menontonnya bersama. Saya berkata, 'Oke, saya cinta kalian semua' dan saya meletakkan telepon di atas meja. Saya berkata, 'Tinggalkan ponsel Anda agar Anda dapat melihat apa yang terjadi di sini!'," tutur Klopp lagi.
"Kemudian saya ingin berbicara dengan Ulla dan tidak bisa. Saya meneleponnya, tetapi saya hanya menangis. Saya tidak tahu mengapa itu terjadi. Saya tidak tahu. Saya bangga dan khawatir, tetapi saya tidak bisa berhenti menangis. Dalam hidup saya, saya tidak pernah mengalami situasi ketika saya tidak bisa berhenti menangis."
"Saya tidak tahu persis mengapa, jadi saya pergi beberapa menit ke kamar saya karena saya tidak ingin menunjukkan kepada semua orang ketika saya berdiri di sekitar sana dan tidak dapat berhenti menangis," ujar eks pelatih Borussia Dortmund itu.
Baca Juga: Bukan Steven Gerrard, Sosok Ini Diyakini Mampu Gantikan Juergen Klopp
"Kemudian saya menyadari langkah demi langkah bahwa jelas ada tekanan! Menjadi pelatih klub ini adalah kehormatan besar. Saya melihatnya sebagai keberuntungan, tetapi itu juga adalah tanggung jawab," ucap Klopp.
"Jelas beban itu lepas dari pundak saya pada saat itu. Keberhasilan tersebut sangat aneh, sangat bagus, sangat emosional, sebuah momen yang sangat spesial dalam hidup saya," kata pelatih berkebangsaan Jerman itu menambahkan.
Juerge Klopp berharap Liverpool bisa bisa mempertahankan trofi Liga Inggris dan menjuarai Liga Champions lagi pada musim depan.
Liverpool akan kembali berlaga pada 28 Agustus mendatang untuk menghadapi juara Piala FA, Arsenal, dalam gelaran Community Shield.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Daily Star |
Komentar