Eks nahkoda Bhayangkara FC itu ingin membagikan pada dunia tentang kenyataan yang dialaminya saat berkarier di ASEAN.
"Terkadang kamu tidak naik bus (menuju stadion), tapi naik kendaraan bersenjata," ucapnya dilansir Bolasport.com dari The Press and Journal.
"Di sana biasa ada bus yang rusak atau pemain yang terluka karena dilempar batu. Suporter akan menunggu di luar stadion dan langsung melempari bus tim," tambahnya.
"Pada satu pertandingan yang saya jalani, ada suporter yang meninggal setelah pertandingan."
Baca Juga: PT LIB Siapkan Subsidi Tambahan, 9 Klub Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah
"Saya pikir hal-hal seperti itu tidak mungkin terjadi di sepak bola Skotlandia," katanya lagi.
Pengalaman lain yang tak terlupakan oleh Simon adalah saat dirinya harus naik tank hanya untuk masuk ke stadion.
Pengalaman itu menjadi bukti bahwa dalam masa kelamnya, suporter menjadi momok terbesar bagi sebuah tim sepak bola di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Akan tetapi di sisi lain, suporter juga menjadi penyemangat utama yang tak pernah berhenti memberikan dukungan pada tim kesayangannya.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | The Press and Journal |
Komentar