Saat memasukkan Riyad Mahred menjelang menit ke-60, Guardiola baru mengubah formasi menjadi 4-3-3.
"Setelah sekitar 22 menit itu tidak berhasil. Pep Guardiola mengubahnya setelah 60 menit, jadi pada dasarnya Anda membuang 60 menit ketika Anda bisa mendominasi permainan," kata Nevin, dikutip BolaSport.com dari BBC.
"Yang benar-benar memalukan adalah Guardiola sangat reaksioner malam ini. Biasanya dia ingin timnya mengontrol permainan, tetapi dia bersikap hambar malam ini. Dia tidak seberani biasanya," ujarnya menambahkan.
Pakar sepak bola Prancis, Julien Laurens, juga menyampaikan hal yang senada dengan Nevin.
Dia bahkan menilai, Lyon berhasil memanfaatkan situasi dari 'taktik gila' yang diterapkan Guardiola tersebut.
Baca Juga: Catat, Ini Jadwal Semifinal Liga Champions 2019-2020
"Lyon mendapat keuntungan dari taktik gila Pep. Ini kegagalannya. Dia mengacau di awal, pada babak pertama, selama babak kedua," tutur Laurens.
"Dia terlalu banyak berpikir di Liga Champions. Terkadang berhasil, seperti melawan Real Madrid di Spanyol. Hebat, itu berhasil. Tapi terlalu sering itu tidak berhasil."
"Itu tidak berhasil melawan Spurs musim lalu, itu tidak berhasil melawan Monaco tiga tahun lalu."
"Mengapa Anda tidak memainkan tim normal Anda dalam formasi normal melawan tim yang jauh lebih lemah dari Anda? Mengapa Anda perlu menyesuaikan formasi Anda dengan lawan?"
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | BT Sport |
Komentar