Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pakai Taktik Gila yang Bikin Man City Kalah, Pep Guardiola Tetap Kalem

By Rebiyyah Salasah - Minggu, 16 Agustus 2020 | 10:45 WIB
Reaksi pelatih Manchester City, Pep Guardiola.
TWITTER.COM/SQUAWKA
Reaksi pelatih Manchester City, Pep Guardiola.

BOLASPORT.COM - Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, tetap kalem meskipun dituduh sebagai biang kerok kekalahan timnya dari Olympique Lyon dengan menerapkan 'taktik gila' pada perempat final Liga Champions 2019-2020. 

Manchester City harus mengakui keunggulan Olympique Lyon dengan skor 3-1 dalam laga yang berlangsung di Stadion Jose Alvalade, Sabtu (15/8/2020) waktu setempat atau Minggu dini hari WIB.

Skor kedua tim sempat imbang 1-1 setelah gol Maxwel Cornet dibalas oleh Kevin De Bruyne.

Moussa Dembele, yang masuk dari bangku cadangan, sukses mencetak dua gol untuk Lyon dengan selang waktu delapan menit (79' dan 87'). 

Kedua gol itu memastikan Man City tersingkir dari Liga Champions pada babak 8 besar dalam tiga tahun berturut-turut. 

Pep Guardiola dituduh sebagai penyebab kekalahan timnya lantaran bermain-main dalam hal pemilihan tim dan formasi. 

Mantan pemain Chelsea yang kini menjadi komentator sepak bola, Pat Nevin, mengatakan bahwa Man City telah menembak kaki sendiri dengan taktik Guardiola. 

Baca Juga: Lyon Depak Man City di Liga Champions, Kylian Mbappe Sindir Fan Soal Liga Petani

Guardiola secara mengejutkan menerapkan formasi 3-5-2 ketimbang skema andalan mereka, 4-3-3 atau 4-2-3-1. 

Juru taktik asal Spanyol itu menempatkan tiga bek tengah sejak menit awal yakni Fernandinho, Eric Garcia, dan Aymeric Laporte.

Saat memasukkan Riyad Mahred menjelang menit ke-60, Guardiola baru mengubah formasi menjadi 4-3-3. 

"Setelah sekitar 22 menit itu tidak berhasil. Pep Guardiola mengubahnya setelah 60 menit, jadi pada dasarnya Anda membuang 60 menit ketika Anda bisa mendominasi permainan," kata Nevin, dikutip BolaSport.com dari BBC. 

"Yang benar-benar memalukan adalah Guardiola sangat reaksioner malam ini. Biasanya dia ingin timnya mengontrol permainan, tetapi dia bersikap hambar malam ini. Dia tidak seberani biasanya," ujarnya menambahkan. 

Pakar sepak bola Prancis, Julien Laurens, juga menyampaikan hal yang senada dengan Nevin. 

Dia bahkan menilai, Lyon berhasil memanfaatkan situasi dari 'taktik gila' yang diterapkan Guardiola tersebut. 

Baca Juga: Catat, Ini Jadwal Semifinal Liga Champions 2019-2020

"Lyon mendapat keuntungan dari taktik gila Pep. Ini kegagalannya. Dia mengacau di awal, pada babak pertama, selama babak kedua," tutur Laurens. 

"Dia terlalu banyak berpikir di Liga Champions. Terkadang berhasil, seperti melawan Real Madrid di Spanyol. Hebat, itu berhasil. Tapi terlalu sering itu tidak berhasil."

"Itu tidak berhasil melawan Spurs musim lalu, itu tidak berhasil melawan Monaco tiga tahun lalu."

"Mengapa Anda tidak memainkan tim normal Anda dalam formasi normal melawan tim yang jauh lebih lemah dari Anda? Mengapa Anda perlu menyesuaikan formasi Anda dengan lawan?"

"Dia harus disalahkan. Dia harus bertanggung jawab. Itu sudah sering terjadi. Dia harus melangkah maju dan mengatakan 'maaf, saya terus mencoba mencari ide dan itu tidak berhasil'."

"Jika saya adalah seorang penggemar Man City malam ini, saya akan sangat marah dengan apa yang telah dilakukan Guardiola. Dia mengacaukannya," ucapnya melanjutkan. 

Adapun Guardiola sendiri tampak kalem dengan kritik tentang pemilihan taktiknya tersebut. 

"Dalam kompetisi ini, taktik bukanlah yang terpenting," kata Guardiola seperti dikutip BolaSport.com dari BT Sport. 

Baca Juga: 3 Tahun Beruntun Tersingkir, Pelatih Man City Bersumpah akan Akhiri Kutukan Perempat Final

"Kami bekerja tiga hari untuk ini. Kami membahasnya dan memeriksanya. Cara kami bermain sangat bagus. Itu bukan masalah. Saya tahu cara kerjanya. Saya tahu mengapa kami melakukannya."

"Apa yang telah kami lakukan adalah mencoba menutupi titik lemah ketimbang mengeksplor kekuatan."

"Pergerakan mereka luar biasa di area tertentu dengan menerapkan pola bermain dua lawan dua."

"Setelah 15-20 menit awal babak pertama, itu luar biasa. Lalu, kami kesulitan menemukan ruang untuk menyerang. Dalam kondisi yang sama, kami bermain bagus pada 10-15 menit terakhir."

"Kami menciptakan peluang, mencetak gol yang luar biasa, tapi sayangnya melewatkan kesempatan emas lain menciptakan gol lain," ujar pelatih yang sempat membawa Barcelona dua kali meraih gelar Liga Champions ini. 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Ade Jayadireja
Sumber : BT Sport
REKOMENDASI HARI INI

Siap Bersaing, Alfriyanto Nico Bertekad Rebut Tempat Utama di Timnas Indonesia untuk ASEAN Cup 2024

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Fulham
12
18
10
Newcastle
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
13
17
10
Empoli
13
16
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136