BOLASPORT.COM - Legenda tinju dunia kelas berat, Mike Tyson adalah salah satu petinju terbaik yang pernah ada.
Setelah memasuki tinju saat remaja, Mike Tyson akhirnya mencapai puncak kariernya berkat satu orang. Pada usia 13 tahun, dia bertemu dengan seorang pria bernama Cus D'Amato di sasana tinju, dan sebuah hubungan terjalin.
Cus D'Amato membantu melatih Mike Tyson. Tragisnya, sang pelatih meninggal begitu Tyson mulai bersinar, tetapi warisannya tetap hidup melalui pertarungan.
Baca Juga: Terancam Batal Hadapi Roy Jones Jr, Mike Tyson Tampilkan Perubahan Tubuh Tanpa Lemak
Tyson pertama kali masuk ring tinju secara profesional pada 1985 melawan Hector Mercedes.
Dari setiap pertarungan yang dia lewati, kariernya berkembang. Tyson tidak hanya memenangkan hampir setiap pertandingan yang dia jalani, tetapi dia mendominasi.
Selama lima tahun, Tyson mengalahkan setiap lawan sebelum pertarungan yang dipublikasikan besar-besaran dengan Buster Douglas mengubah karier hebat sepanjang masa itu selamanya.
Douglas menjatuhkan Tyson yang membuktikan bahwa pria berjulukan Si Leher Beton itu adalah manusia.
Tidak lama setelah kekalahannya dari Douglas, masalah Tyson berpengaruh ke dalam kehidupan sehari-harinya.
Dia dikirim ke penjara atas tuduhan pemerkosaan dan karier tinjunya tertunda selama empat tahun sebelum dia merebut kembali kemenangan di atas ring pada 1995 melawan Buster Mathis Jur.
Awalnya, Tyson mengalahkan Mathis Jr, Frank Bruno, dan Bruce Seldon dengan mudah. Pada 1996, dia berhadapan dengan Evander Holyfield.
Setelah membatalkan pertarungan pertama dengan Holyfield yang sedang naik daun, Tyson dan Holyfield bertarung dalam pertandingan ulang beberapa bulan kemudian yang menentukan karier Tyson.
Baca Juga: Definisi Kesenangan Mike Tyson: Rongga Mata Rusak hingga Tulang Rusuk Patah
Setelah dipukul oleh rekannya di kelas berat, Tyson menggigit telinga Holyfield dan didiskualifikasi. Kariernya tidak pernah sama.
Dia menang secara sporadis, tetapi pada 2005 Tyson pensiun setelah kalah dari Kevin McBride. Namun, dia baru-baru ini mengumumkan pertarungan comeback meski telah berusia 54 tahun.
Tumbuh di Brooklyn, Tyson adalah anak yang bermasalah. Dia telah ditangkap sebanyak 38 kali pada saat berumur 13 tahun. Lebih jauh lagi, ayahnya tidak pernah ada dalam gambar dan ibunya meninggal ketika dia baru berusia 16 tahun.
Meskipun Tyson tidak pernah dituntut untuk sesuatu yang keji semasa muda, dia mengambil jalan yang salah.
Saat menghabiskan waktu di Tyron School for Boys, dia bertemu Bobby Stewart. Stewart adalah seorang penasihat di fasilitas penahanan.
Stewart memperkenalkan Tyson kepada D’Amato dan petinju itu akhirnya memiliki sosok ayah dalam hidupnya.
D’Amato mengeluarkan Tyson dari sekolah anak laki-laki dan masuk ke sasana tinju. Pada 1982, dia mengikuti pertandingan Olimpiade junior dan membawa pulang medali emas.
Ketika Tyson mengambil gelar pada Maret 1985, D'Amato mendukungnya. Sayangnya, tragedi terjadi hanya beberapa bulan kemudian.
Tyson tidak meragukan dampak D’Amato pada tinju. Dia berbicara tentang pelatih kesayangannya kepada Majalah GQ.
"Saya mengembangkan kemampuan knockout saya melalui Cus D’Amato yang menyuruh saya berulang kali untuk melakukan gerakan ini dan melakukan pukulan dengan niat buruk seperti ini," kata Tyson kepada majalah tersebut dilansir BolaSport.com dari Sportscasting.
Baca Juga: Roy Jones Jr Ancam Mundur Lawan Mike Tyson jika Tidak Dapat Kompensasi
"Tujuannya, untuk memiliki keganasan dan niat jahat setiap kali Anda melakukan pukulan dan semacamnya. Cba pukul lawanmu, bukan dia. "
Pada saat Tyson berkembang, pelatihnya meninggal karena komplikasi pneumonia.
Dalam setahun, Tyson menjadi juara kelas berat termuda dalam sejarah. Dia memberi tahu dunia apa arti D’Amato baginya. Reputasi Tyson akan selalu rumit.
Namun, tanpa D’Amato yang membimbingnya, segalanya bisa menjadi lebih buruk.
Tiga puluh lima tahun setelah pertarungan profesional pertamanya, Tyson tetap menjadi figur publik.
Saat dia melangkah ke atas ring melawan Roy Jones Jr yang diundur menjadi November, dia mungkin akan mengingat D’Amato yang membimbingnya sepanjang berkarier.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | sports casting |
Komentar