Sejak final musim 2007-2008 muncul siklus final berakhir dengan adu penalti, lalu tiga musim beruntun sesudahnya juara ditentukan usai waktu normal berakhir.
Tak percaya? Pada musim 2007-2008, final Manchester United vs Chelsea berakhir usai tendangan Nicolas Anelka mampu digagalkan oleh Edwin Van Der Saar dalam drama adu penalti.
Setelahnya, final antara Barcelona vs Manchester United (2008-2009), Inter Milan vs Bayern Muenchen (2009-2010), dan Barcelona kontra Manchester United (2010-2011) tuntas dalam 90 menit.
Semusim berselang, final Liga Champions 2011-2012 yang mempertemukan Chelsea dan Bayern Muenchen diakhiri saat algojo kelima The Blues dalam babak adu penalti, Didier Drogba, sukses membobol gawang Die Roten.
Baca Juga: PSG vs Bayern Muenchen - Duel Dua Manusia Kilat
Setelah laga di Muenchen itu, tiga final berikutnya yaitu Bayern Muenchen vs Borussia Dortmud (2012-2013), Real Madrid vs Atletico Madrid (2013-2014), dan Barcelona kontra Juventus (2014-2015) tidak memerlukan babak adu penalti untuk memunculkan sang juara.
Setelahnya, pertemuan kedua antara dua tim asal kota Madrid, yakni Real Madrid dan Atletico Madrid, pada babak final Liga Champions musim 2015-2016 yang digelar di Stadion San Siro, Milan, akhirnya dimenangi Real Madrid.
Gelar ke-11 bagi Los Blancos saat itu diraih Sergio Ramos dkk. usai menuntaskan perlawanan pasukan Diego Simeone lewat babak tos-tosan.
Setelahnya Real Madrid sukses mempertahankan gelar dalam dua final beruntun berikutnya, saat mengalahkan Juventus (2016-2017) dan Liverpool (2017-2018).
Musim lalu (2018-2019), Liverpool sukses merebut gelar keenam di ajang Liga Champions usai mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0 dalam 90 menit di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid.
Itu artinya, jika mengacu siklus di atas, maka final Liga Champions musim 2019-2020 yang mempertemukan Paris Saint-Germain dan Bayern Muenchen, mestinya baru tuntas setelah adu tendangan penalti.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar