BOLASPORT.COM - Neymar sering disebut-sebut sebagai calon pemain terbaik di dunia yang baru selepas masa Lionel Messi-Cristiano Ronaldo habis. Akan tetapi, status itu layak direvisi menyusul penampilannya di final Liga Champions 2019-2020.
Neymar tampil mengecewakan dalam laga final Liga Champions 2019-2020 antara PSG kontra Bayern Muenchen, Minggu (23/8/2020) malam waktu setempat atau Senin diri hari WIB di Estadio Da Luz, Lisabon.
PSG gagal menjadi juara Liga Champions setelah dikalahkan Bayern Muenchen dengan skor 0-1.
PSG pastinya berharap banyak pada Neymar sebagai pemain paling top di dalam jajaran pasukannya.
Baca Juga: Neymar Menangis di Rumah Cristiano Ronaldo
Namun, pemain termahal di dunia itu ternyata tampil sangat mengecewakan.
Dia gagal memanfaatkan peluang bagus di babak pertama dan di babak kedua performanya malah semakin tidak kelihatan.
Seperti dikutip Bolasport.com dari Opta, Neymar tidak membuat satu pun tembakan tepat ke sasaran.
Dalam 14 upaya tembakan terakhir kapten timnas Brasildi Liga Champions, tidak ada yang on target.
Bukan cuma gagal menghadirkan ancaman buat gawang Bayern Muenchen, Neymar juga membuat PSG banyak kehilangan bola.
Neymar 27 kali kehilangan bola dari 57 kesempatan melakukan sentuhan bola atau kegagalannya mencapai 47%.
Performa buruk Neymar di final Liga Champions 2019-2020 pun diganjar angka rapor yang jelek dari berbagai media internasional.
Rata-rata sepakat menyebut Neymar gagal memenuhi ekspektasi tampil sebagai protagonis di laga final tersebut.
Kelas Neymar ternyata masih jauh di bawah Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
14 & 47% - Neymar’s ???????? last 14 shots in the Champions League:
❌
❌
❌
❌
❌
❌
❌
❌
❌
❌
❌
❌
❌
❌The Brazilian lost 47% of the touches he made tonight (27/57)
Mess.#UCLFinal #PSGBayern pic.twitter.com/BRRkvJHKQT
— Optajean (@OptaJean) August 23, 2020
Baca Juga: Hasil Final Liga Champions - Bayern Muenchen Juara Berkat Jebolan PSG
Messi pernah menjadi protagonis di final Liga Champions 2008-2009 dan 2010-2011 untuk membawa Barcelona menjadi juara.
Sementara itu, Ronaldo juga mencetak gol di final Liga Champions untuk mengantar Manchester United (2007-2008) dan Real Madrid (2013-2014, 2016-2017) merebut trofi Si Kuping Besar.
Neymar memang pernah mencetak gol di final 2014-2015 dan membawa timnya menjadi juara Liga Champions.
Akan tetapi, tim yang dibela Neymar ketika itu adalah Barcelona dan dia sudah jelas berada di bawah bayang-bayang Messi sebagai protagonis utama tim.
Kondisi itu menjadi salah satu alasan yang membuat Neymar akhirnya memutuskan untuk pindah ke PSG.
Kini menjadi pemain terdepan di PSG, Neymar tidak berhasil memberikan performa yang diharapkan dalam pertandingan paling penting sepanjang sejarah klub.
Perbedaan kualitas tim rasanya tidak bisa dijadikan argumen kegagalan Neymar di PSG pada Liga Champions final 2019-2020.
Di atas kertas, PSG memiliki pemain-pemain top yang lebih kurang setara dengan kepunyaan Bayern Muenchen.
Neymar menangis usai kegagalan di final Liga Champions 2019-2020 dan air mata itu sebaiknya untuk kondisinya sendiri.
Dalam usia 28 tahun, Neymar sudah dikejar waktu untuk bisa mencapai level yang setara dengan Messi dan Ronaldo.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Opta |
Komentar