"Iya kami sudah tidak memberikan DP pada pemain ataupun pelatih. Ini nanti akan kami sampaikan di awal kontrak," kata General Manajer Arema FC, Ruddy Widodo, dilansir Bolasport.com dari Tribun Jatim.
"Kami, 18 klub Liga 1 bersepakat untuk menghilangkan tradisi DP karena memang memberatkan klub," ucapnya, Selasa (1/9/2020).
Ruddy menjelaskan bahwa sistem DP sangat memberatkan kondisi keuangan timnya.
Mengingat, jika misalnya dalam semusim Arema FC membutuhkan anggaran sebesar Rp 30 miliar, manajemen sudah harus menyiapkan Rp 7,5 miliar di awal musim untuk uang muka.
Baca Juga: 10 Alasan Lionel Messi Tinggalkan Barcelona, Mulai dari Kontrak, Duit, sampai Pelatih
Di sisi lain, jika pemain atau pelatih mengalami ketidakcocokan di pertengahan, mereka bisa pergi tanpa perlu mengembalikan uang muka yang sudah dibayarkan.
"Dan itu cuma ada di Indonesia setahu saya. Pemain asing yang belum pernah bermain disini tidak ada DP, mereka langsung kontrak dan gaji tiap bulannya," jelasnya.
Kepergian Mario Gomez dari Singo Edan memang memberikan kerugian material yang sangat besar kepada Arema FC.
Terlebih, pelatih asal Argentina itu digadang-gadang menjadi pelatih dengan bayaran tertinggi dalam sejarah Arema FC.
Kini, Mario Gomez telah kembali ke pelukan Borneo FC yang dilatihnya pada Liga 1 2019.
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | jatim.tribunnews.com |
Komentar